Isu Beras Plastik Mencuat di Nunukan: Investigasi Disperindag Tidak Temukan Bukti Pemalsuan

Kabar mengenai dugaan peredaran beras bercampur plastik merek Mawar Melati sempat membuat resah warga Nunukan, Kalimantan Utara. Informasi ini bermula dari unggahan viral di media sosial yang menampilkan foto karung beras kosong dan potongan plastik berbentuk kotak. Unggahan tersebut mengklaim bahwa beras yang dibeli mengandung campuran plastik.

Unggahan tersebut dengan cepat menyebar dan memicu beragam reaksi dari warganet. Banyak yang meminta pengunggah untuk memberikan informasi detail mengenai lokasi pembelian beras tersebut.

Merespon keresahan masyarakat, Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP) Nunukan segera melakukan investigasi untuk memverifikasi kebenaran informasi tersebut. Kepala DKUKMPP Nunukan, Sabri, menyatakan bahwa pihaknya telah menelusuri distributor dan pengecer beras Mawar Melati di wilayah Nunukan.

Menurut Sabri, sekitar 150 karung beras merek Mawar Melati telah didistribusikan dari Sulawesi ke masyarakat Nunukan pada minggu sebelumnya. Namun, dari hasil pengecekan lapangan, petugas tidak menemukan indikasi adanya beras plastik atau pemalsuan beras seperti yang diisukan.

Sabri juga menyoroti fakta bahwa merek beras Mawar Melati belum dipatenkan. Hal ini membuka potensi bagi pihak lain untuk memproduksi beras dengan merek serupa. Lebih lanjut, Sabri menjelaskan bahwa material plastik yang ditemukan dalam unggahan tersebut berbentuk kotak dan tidak menyerupai beras pada umumnya. Ia menambahkan, beras plastik biasanya akan mengapung jika direndam dalam air, sehingga masyarakat dapat dengan mudah membedakannya.

Meski demikian, DKUKMPP Nunukan menegaskan akan terus melakukan pengawasan ketat terhadap peredaran beras di wilayah Nunukan. Sabri secara pribadi mengaku mengonsumsi beras merek Mawar Melati dan tidak menemukan adanya campuran plastik di dalamnya.

Dengan demikian, berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan, DKUKMPP Nunukan menyimpulkan bahwa tidak ada bukti yang mendukung klaim adanya beras plastik yang beredar di wilayah tersebut. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum terverifikasi kebenarannya.