Purwakarta Diterjang Bencana Tanah Bergerak, Puluhan Rumah Rusak dan Ratusan Warga Mengungsi
Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, tengah menghadapi tantangan serius akibat pergerakan tanah yang semakin meluas di Kampung Cigintung dan Sukamulya, Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani. Bencana ini telah menyebabkan kerusakan signifikan pada puluhan rumah dan memaksa ratusan warga untuk mengungsi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat mencatat bahwa pergerakan tanah telah berdampak pada 68 rumah, dengan rincian 57 rumah mengalami kerusakan berat, tiga rumah rusak sedang, dan delapan rumah mengalami kerusakan ringan. Selain itu, infrastruktur desa juga mengalami kerusakan, termasuk satu ruas jalan desa yang rusak parah dan satu rumah ibadah yang mengalami kerusakan berat.
Luas area pergerakan tanah diperkirakan mencapai 18.757,15 meter persegi dengan keliling 1.045,27 meter. Kondisi ini memicu kekhawatiran akan potensi terjadinya gerakan tanah susulan, sehingga pihak berwenang telah melakukan pemutusan jaringan listrik di area terdampak sebagai langkah pencegahan.
Pergerakan tanah ini tercatat telah terjadi beberapa kali dalam beberapa bulan terakhir, yaitu pada:
- Minggu, 20 April 2025, pukul 22.00 WIB
- Rabu, 23 April 2025, pukul 07.00 WIB
- Senin, 19 Mei 2025, pukul 07.00 WIB
- Jumat, 13 Juni 2025, pukul 18.00 WIB
Menurut analisis BPBD, faktor utama penyebab pergerakan tanah ini adalah kondisi lereng yang curam tanpa vegetasi yang memadai. Ketiadaan vegetasi membuat tanah menjadi lebih rentan terhadap erosi dan longsor, terutama saat musim hujan. Selain itu, sistem drainase yang buruk juga memperburuk situasi, menyebabkan akumulasi air di area tersebut dan memicu pergerakan tanah. Lokasi bencana ini berada di zona dengan tingkat kerentanan gerakan tanah menengah.
Akibat bencana ini, sebanyak 81 Kepala Keluarga (KK) atau 249 jiwa terdampak. Sebagian besar warga, yaitu 47 KK atau 147 jiwa, terpaksa mengungsi ke rumah kerabat, kantor desa, atau menyewa tempat tinggal di lokasi lain yang lebih aman. Meskipun tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, dampak psikologis dan ekonomi yang dialami oleh para pengungsi sangat signifikan.
BPBD Jawa Barat bersama Dinas Kesehatan telah bergerak cepat untuk memberikan bantuan kepada para korban bencana. Bantuan yang diberikan meliputi layanan kesehatan, penyediaan logistik makanan melalui dapur umum, dan pemantauan kondisi kesehatan warga. Selain itu, upaya mitigasi juga dilakukan dengan memasang patok sederhana untuk memantau pergerakan tanah, memasang garis pembatas keselamatan, dan menutup akses ke area rawan bencana.
Pemerintah daerah terus berupaya untuk menangani dampak bencana ini dan memberikan bantuan yang dibutuhkan kepada para pengungsi. Upaya jangka panjang juga akan dilakukan untuk mengatasi penyebab pergerakan tanah dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.