Eskalasi Ketegangan Israel-Iran Picu Kekhawatiran Kenaikan Harga Minyak Global
Kekhawatiran melanda pasar global seiring meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran. Investor kini mencermati secara seksama potensi dampak konflik tersebut terhadap stabilitas harga minyak dunia. Kenaikan harga minyak baru-baru ini, mencapai hampir 4%, menjadi indikasi awal gejolak yang mungkin terjadi.
Lonjakan harga minyak mentah Brent, yang sempat mendekati angka US$ 76,94 per barel, mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap kemungkinan gangguan pasokan. Serangan yang dikabarkan menyasar fasilitas pemrosesan gas alam di Iran semakin memperparah situasi, meskipun fasilitas ekspor minyak belum terdampak langsung.
Menurut analis pasar, volatilitas pasar saat ini sangat tinggi. Kekhawatiran utama berpusat pada potensi penutupan Selat Hormuz, jalur pelayaran vital yang menghubungkan produsen minyak di Timur Tengah dengan pasar global. Penutupan Selat Hormuz akan secara signifikan menghambat perdagangan minyak dan berpotensi memicu lonjakan harga yang dapat memperburuk tekanan inflasi global.
Berikut adalah beberapa faktor yang memicu kekhawatiran pasar:
- Serangan terhadap infrastruktur energi: Serangan terhadap fasilitas pemrosesan gas alam, meskipun belum berdampak pada ekspor minyak, menimbulkan kekhawatiran tentang potensi serangan lanjutan terhadap infrastruktur minyak yang lebih vital.
- Potensi penutupan Selat Hormuz: Selat Hormuz adalah jalur pelayaran penting untuk pengiriman minyak global. Penutupan jalur ini akan memiliki dampak yang sangat besar pada pasokan minyak dan harga.
- Ketidakpastian geopolitik: Ketidakpastian seputar eskalasi konflik yang berkelanjutan antara Israel dan Iran menciptakan lingkungan yang tidak stabil bagi investor.
Kondisi pasar saat ini sangat sensitif terhadap perkembangan geopolitik. Investor akan terus memantau situasi dengan cermat dan memperhitungkan potensi risiko terhadap pasokan dan harga minyak.