Kemenkes Usulkan Pendidikan Kesehatan Gigi Masuk Kurikulum Sekolah Dasar

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menyoroti tingginya prevalensi masalah kesehatan gigi di Indonesia. Hal ini terungkap dari data program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang menunjukkan bahwa masalah gigi menjadi keluhan utama masyarakat, bahkan melebihi kasus hipertensi yang selama ini menjadi perhatian utama karena risiko penyakit jantung dan stroke.

"Saya cukup terkejut mendapati bahwa masalah gigi merupakan isu kesehatan yang paling dominan di masyarakat. Angkanya bahkan melampaui hipertensi," ujar Menteri Kesehatan. Data menunjukkan bahwa sekitar 50% masyarakat usia 0-60 tahun mengalami gigi berlubang, 37% mengalami kehilangan gigi, dan 12,4% memiliki masalah pada gusi. Kondisi ini mengindikasikan perlunya upaya pencegahan dan promosi kesehatan gigi yang lebih intensif.

Menyadari urgensi masalah ini, Kementerian Kesehatan mengusulkan agar materi kesehatan gigi dimasukkan ke dalam kurikulum wajib di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK), dan Sekolah Dasar (SD). Langkah ini diharapkan dapat menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan gigi sejak usia dini.

Menteri Kesehatan juga menekankan pentingnya pemeriksaan gigi rutin setiap enam bulan sekali. Beliau mendorong dokter gigi untuk berperan aktif sebagai edukator yang ramah dan mendekati anak-anak, mengingat masih banyak orang yang merasa takut untuk pergi ke dokter gigi.

"Kami telah berdiskusi dengan Kementerian Pendidikan. Saat ini, kurikulum kembali menjadi wajib belajar. Oleh karena itu, materi kesehatan gigi harus menjadi prioritas," tegasnya. Dengan memasukkan materi ini ke dalam kurikulum, diharapkan anak-anak dapat belajar cara menyikat gigi yang benar sejak dini.

Menkes menambahkan, pengambilan kebijakan di Kemenkes didasarkan pada data. Dengan data yang menunjukkan tingginya masalah kesehatan gigi, maka intervensi harus diprioritaskan. Ia tidak ingin masalah kesehatan gigi terus diabaikan.

Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 memperkuat pernyataan Menkes. Survei tersebut menunjukkan bahwa 56,9% penduduk usia di atas 3 tahun memiliki masalah gigi dan mulut, dengan 88% di antaranya menderita karies gigi. Lebih lanjut, hanya 6,2% masyarakat yang mampu menyikat gigi dengan benar.

Upaya yang Diusulkan:

  • Integrasi materi kesehatan gigi ke dalam kurikulum PAUD, TK, dan SD.
  • Edukasi mengenai cara menyikat gigi yang benar sejak usia dini.
  • Pemeriksaan gigi rutin setiap enam bulan sekali.
  • Peningkatan peran dokter gigi sebagai edukator yang ramah anak.
  • Prioritisasi intervensi kesehatan gigi berdasarkan data yang ada.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan kesadaran dan perilaku masyarakat terhadap kesehatan gigi dapat meningkat, sehingga masalah gigi dan mulut dapat dicegah dan dikurangi.