Kualitas Udara Jakarta Memburuk, Kelompok Rentan Dihimbau Waspada

Jakarta kembali menghadapi tantangan serius terkait kualitas udara. Data terkini menunjukkan bahwa tingkat polusi udara di ibu kota telah mencapai level yang mengkhawatirkan, khususnya bagi kelompok masyarakat yang rentan terhadap dampak buruk polusi.

Pada tanggal 16 Juni 2025, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta tercatat berada di angka 113. Angka ini menempatkan kualitas udara Jakarta dalam kategori "Tidak Sehat untuk Kelompok Sensitif". Kondisi ini mengindikasikan bahwa individu dengan riwayat penyakit pernapasan, anak-anak, lansia, dan ibu hamil berpotensi mengalami gangguan kesehatan jika terpapar polusi udara dalam jangka waktu tertentu.

Kondisi serupa juga terpantau di beberapa kota satelit Jakarta dan kota besar lainnya di Indonesia. Tangerang Selatan mencatatkan AQI tertinggi dengan angka 149, diikuti oleh Kota Bandung dengan AQI 132. Perbandingan ini menunjukkan bahwa masalah polusi udara bukan hanya menjadi isu lokal Jakarta, tetapi juga menjadi perhatian nasional.

Untuk memahami dampak kualitas udara terhadap kesehatan, penting untuk memahami kategori AQI:

  • Baik (AQI 0-50): Kualitas udara dalam kategori ini tidak menimbulkan risiko kesehatan bagi masyarakat secara umum.
  • Sedang (AQI 51-100): Kualitas udara dalam kategori ini dapat menimbulkan dampak minimal pada kesehatan individu yang sangat sensitif terhadap polusi udara.
  • Tidak Sehat untuk Kelompok Sensitif (AQI 101-150): Kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit pernapasan kronis berpotensi mengalami gangguan kesehatan yang lebih serius.
  • Tidak Sehat (AQI 151-200): Kualitas udara dalam kategori ini dapat menimbulkan dampak kesehatan yang signifikan bagi seluruh populasi.
  • Sangat Tidak Sehat (AQI 201-300): Kualitas udara dalam kategori ini sangat berbahaya dan dapat memicu berbagai masalah kesehatan serius.

Mengingat kondisi kualitas udara Jakarta yang kurang baik, masyarakat, khususnya kelompok rentan, diimbau untuk mengambil langkah-langkah pencegahan guna melindungi diri dari dampak buruk polusi udara. Beberapa langkah yang direkomendasikan oleh para ahli kesehatan meliputi:

  • Penggunaan Masker: Kenakan masker saat beraktivitas di luar ruangan, terutama saat berada di area dengan tingkat polusi tinggi.
  • Pembatasan Aktivitas Fisik: Kurangi aktivitas fisik di luar ruangan, terutama pada saat kualitas udara memburuk. Aktivitas fisik yang berat dapat meningkatkan paparan polusi.
  • Penutupan Ventilasi: Tutup jendela dan pintu rumah atau ruangan untuk mencegah masuknya polusi udara dari luar.
  • Penggunaan Air Purifier: Pertimbangkan penggunaan penyaring udara (air purifier) di dalam ruangan untuk membantu membersihkan udara dari partikel-partikel polutan.

Kualitas udara yang buruk, jika dibiarkan dalam jangka panjang, dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius, mulai dari gangguan pernapasan akut hingga penyakit kronis seperti asma, penyakit jantung, dan kanker paru-paru. Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya kualitas udara dan upaya bersama untuk mengurangi polusi udara sangatlah krusial untuk melindungi kesehatan masyarakat dan menjaga lingkungan yang lebih sehat.