MBZ Tertarik Bangun Resor Eksklusif di Kepulauan Singkil, Aceh
Ketertarikan Putra Mahkota Uni Emirat Arab (UEA), Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ), terhadap potensi wisata di Indonesia kembali mencuat. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan bahwa MBZ sempat berencana untuk membangun sebuah resor mewah di kawasan kepulauan Singkil, Aceh.
Luhut menjelaskan bahwa rencana ini telah dibahas beberapa waktu lalu. Keindahan alam dan kekayaan hayati yang masih terjaga di kepulauan Singkil menjadi daya tarik utama bagi MBZ. Kawasan tersebut memiliki gugusan pulau yang eksotis, dengan ekosistem rawa yang unik dan beragam fauna. "Waktu itu Mohamed bin Zayed, Royal Highness dari Abu Dhabi, ingin sekali membangun sebuah resor di daerah Singkil," ungkap Luhut.
Meski sempat tertunda karena beberapa faktor, Luhut meyakinkan bahwa proyek ini masih memiliki potensi untuk direalisasikan. Ia telah berkoordinasi dengan Pemerintah Aceh untuk memastikan dukungan terhadap rencana investasi ini. Luhut menekankan bahwa proyek ini murni investasi di sektor pariwisata dan tidak terkait dengan isu eksplorasi minyak dan gas (migas) di wilayah tersebut, ataupun sengketa wilayah empat pulau antara Aceh dan Sumatera Utara.
Luhut juga menegaskan bahwa informasi yang ia miliki terkait rencana investasi MBZ tidak berkaitan dengan kontroversi empat pulau, yaitu Pulau Panjang, Pulau Lipan, Pulau Mangkir Gadang, dan Pulau Mangkir Ketek, yang menjadi sengketa antara Provinsi Aceh dan Sumatera Utara. Sebelumnya, keempat pulau tersebut termasuk dalam wilayah Kabupaten Aceh Singkil. Namun, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menerbitkan Keputusan Nomor 300.2.2-2138 Tahun 2025 yang menetapkan keempat pulau tersebut masuk ke wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara. Hal ini kemudian memicu kembali sengketa wilayah antara kedua provinsi tersebut. Luhut menegaskan bahwa ketertarikan MBZ murni pada potensi wisata kepulauan Singkil dan pembangunan resor eksklusif.