Pemerintah Optimistis Devisa dari Pekerja Migran Tembus Rp 439 Triliun di Tahun 2025

markdown Indonesia menaruh harapan besar pada kontribusi pekerja migran dalam mendongkrak perekonomian nasional. Pemerintah menargetkan sumbangan devisa dari sektor ini mencapai Rp 439 triliun pada tahun 2025. Target ambisius ini didorong oleh keyakinan bahwa pengiriman tenaga kerja ke luar negeri bukan hanya solusi mengurangi pengangguran, tetapi juga investasi sumber daya manusia yang menjanjikan.

Menteri Pemberdayaan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, menyampaikan optimisme ini dalam acara pelepasan simbolis 5.000 pekerja migran yang diselenggarakan bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di Jakarta. Karding menekankan bahwa penempatan tenaga kerja di luar negeri akan menghasilkan transfer pengetahuan, keterampilan, pengalaman, serta membangun jaringan internasional yang bermanfaat.

"Pengiriman dan penempatan kerja ke luar negeri adalah investasi sumber daya manusia. Akan terjadi transfer knowledge, transfer skill, transfer pengalaman, dan pembangunan networking," ujarnya.

Target pengiriman 400 ribu pekerja migran di sepanjang tahun 2025 diharapkan dapat merealisasikan target devisa tersebut. Jika target ini tercapai, akan terjadi peningkatan signifikan dari angka Rp 253,3 triliun yang berhasil diraih saat ini.

Wakil Ketua Umum Kadin, Shinta Kamdani, menambahkan bahwa pekerja migran tidak hanya tulang punggung keluarga, tetapi juga penyumbang devisa yang signifikan bagi negara. Pada tahun 2024, remitansi dari pekerja migran Indonesia mencapai lebih dari US$ 15 miliar atau sekitar Rp 244,54 triliun.

"Kontribusi mereka tidak hanya dalam angka. Mereka juga representasi wajah Indonesia di luar negeri, membawa nilai-nilai kerja keras, kesopanan, dan ketangguhan," kata Shinta.

Shinta juga menyoroti bahwa mayoritas pekerja migran Indonesia saat ini masih berada di sektor informal. Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam hal perlindungan kerja dan peningkatan kompetensi. Kadin berkomitmen untuk mendukung ekosistem tenaga kerja migran secara komprehensif, dari hulu ke hilir. Dukungan ini meliputi:

  • Memperluas akses pelatihan dan sertifikasi kompetensi sesuai kebutuhan negara tujuan kerja.
  • Mendorong investasi swasta dalam pengembangan pusat pelatihan tenaga kerja internasional.
  • Menjalin kerja sama internasional dengan kamar dagang, asosiasi pengusaha, dan otoritas tenaga kerjaan di berbagai negara.
  • Membangun basis data tenaga kerja terintegrasi untuk mempercepat dan mempertemukan kebutuhan serta potensi tenaga kerja.

Diharapkan dengan upaya yang terstruktur dan kolaboratif, kontribusi pekerja migran terhadap perekonomian Indonesia dapat terus meningkat dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi negara dan masyarakat.