Indonesia Kirim Ribuan Pekerja Migran ke Delapan Negara untuk Dongkrak Ekonomi
Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pemberdayaan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, secara resmi memberangkatkan gelombang pertama dari 5.000 pekerja migran Indonesia (PMI) pada hari Minggu (15/6/2025).
Acara pelepasan simbolis yang diadakan di Menara Kadin, Jakarta Selatan, menandai komitmen bersama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui penempatan tenaga kerja di luar negeri. Menteri P2MI, Abdul Kadir Karding, menyampaikan bahwa ribuan PMI ini akan ditempatkan di delapan negara tujuan, yaitu:
- Taiwan
- Jepang
- Uni Emirat Arab (UEA)
- Arab Saudi
- Jerman
- Slovakia
- Turki
- Dominika
Karding menekankan bahwa inisiatif ini merupakan langkah strategis untuk menekan angka kemiskinan dan memperkuat ekonomi nasional. Devisa yang dikirimkan oleh para PMI diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pendapatan negara dan kesejahteraan keluarga di Indonesia. Kementerian P2MI menargetkan pengiriman 400.000 pekerja migran ke berbagai negara sepanjang tahun 2025, dengan proyeksi pendapatan devisa mencapai Rp439 triliun.
Ketua Umum Kadin, Anindya Novyan Bakrie, menyatakan bahwa pengiriman pekerja migran merupakan investasi dalam sumber daya manusia (SDM). Lebih dari sekadar mencari nafkah, para PMI akan memperoleh pengalaman berharga dan membangun jaringan internasional yang luas. Mereka juga akan berperan sebagai duta bangsa, memperkenalkan budaya dan potensi Indonesia di negara-negara tempat mereka bekerja.
Kadin berkomitmen untuk mendukung transformasi tenaga kerja migran dari sektor informal ke sektor formal. Upaya ini dilakukan melalui peningkatan keterampilan dan sertifikasi kompetensi, sehingga para PMI dapat bersaing di pasar kerja global dengan lebih baik. Anindya menekankan bahwa Kadin terus mencari cara-cara inovatif dan konkret untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia dan memberikan kontribusi positif bagi pembangunan ekonomi bangsa.