Restoran Diduga Lakukan Praktik Penagihan Janggal, Pelanggan Keluhkan Tagihan 'Siluman'

Praktik penagihan dalam industri restoran kembali menjadi sorotan setelah sejumlah pelanggan mengeluhkan adanya biaya tambahan yang tidak sesuai dengan pesanan yang mereka lakukan. Kasus ini memicu perdebatan mengenai transparansi dan etika bisnis dalam layanan makan di luar rumah.

Beberapa waktu lalu, seorang pengguna media sosial dengan akun @ugcwithharnoor membagikan pengalamannya yang kurang menyenangkan saat bersantap di Farzi Cafe, sebuah restoran yang terletak di Square One Mall, Mississauga, Ontario. Restoran ini dikenal dengan hidangan India kontemporer yang inovatif. Namun, pengalaman Harnoor justru diwarnai dengan dugaan praktik penagihan yang tidak jujur.

Menurut cerita Harnoor, ia dan temannya tiba di restoran sekitar pukul 9 malam. Mereka memutuskan untuk langsung memesan hidangan utama tanpa memesan makanan pembuka. Seorang pelayan kemudian menawarkan panipuri, sejenis jajanan khas India, dengan nada seolah hidangan tersebut merupakan komplimen dari restoran. Namun, betapa terkejutnya Harnoor ketika melihat tagihan yang mencapai $240 (sekitar Rp 3,9 juta). Setelah diperiksa lebih lanjut, ia menemukan adanya biaya sebesar $39 (sekitar Rp 634 ribu) untuk panipuri yang tidak pernah ia pesan, ditambah dengan biaya gratifikasi sebesar 18 persen.

Kasus serupa juga dialami oleh seorang pelanggan bernama Ricky. Melalui video yang diunggah di TikTok, Ricky mengungkapkan bahwa ia ditagih biaya untuk air putih biasa, yang umumnya tidak dikenakan biaya di banyak restoran. Selain itu, ia juga mendapati adanya hidangan daging domba yang tidak ia pesan dalam tagihannya. Akibatnya, total tagihan yang harus ia bayar mencapai $132 atau sekitar Rp 2,1 juta.

Kejadian ini bukan merupakan kasus tunggal. Beberapa pelanggan lain juga membagikan pengalaman serupa di Farzi Cafe. Seorang pelanggan bernama Zahra bahkan mengalami hal serupa pada bulan Februari lalu. Tangkapan layar percakapan menunjukkan bahwa banyak pelanggan merasa kecewa dengan pengalaman mereka di restoran tersebut.

Pihak Farzi Cafe telah memberikan tanggapan terkait dengan tuduhan ini melalui akun Instagram mereka. Mereka menyatakan bahwa mereka menghormati hak setiap orang untuk berbagi pendapat, tetapi mereka membantah tuduhan yang dilayangkan oleh Harnoor, Ricky, dan Zahra. Mereka mengklaim bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar dan tim hukum mereka akan menindaklanjuti masalah ini.

"Di Farzi Cafe Mississauga, kami tetap berkomitmen untuk menawarkan makanan perpaduan inovatif berkualitas tinggi, layanan, dan suasana," demikian pernyataan dari pihak restoran. Mereka juga mengucapkan terima kasih kepada pelanggan yang telah memberikan dukungan.

Hingga saat ini, belum ada informasi lebih lanjut mengenai perkembangan kasus ini. Namun, kejadian ini menjadi pengingat bagi para pelanggan untuk selalu memeriksa tagihan dengan seksama dan tidak ragu untuk mempertanyakan jika ada kejanggalan. Selain itu, kasus ini juga menjadi pelajaran bagi para pelaku bisnis restoran untuk selalu menjunjung tinggi transparansi dan kejujuran dalam memberikan layanan kepada pelanggan.

Berikut adalah beberapa poin yang dapat dipelajari dari kasus ini:

  • Pentingnya Memeriksa Tagihan: Pelanggan harus selalu memeriksa tagihan dengan seksama untuk memastikan tidak ada biaya yang tidak sesuai dengan pesanan.
  • Hak Pelanggan untuk Bertanya: Pelanggan memiliki hak untuk bertanya dan meminta penjelasan jika ada kejanggalan dalam tagihan.
  • Transparansi dalam Penagihan: Restoran harus transparan dalam memberikan informasi mengenai harga dan biaya tambahan lainnya.
  • Etika Bisnis: Pelaku bisnis restoran harus menjunjung tinggi etika bisnis dan memberikan layanan yang jujur dan profesional kepada pelanggan.

Kasus ini diharapkan dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk menciptakan pengalaman bersantap yang lebih baik dan membangun kepercayaan antara pelanggan dan restoran.