Industri Rokok Tertekan: Penyerapan Tembakau Anjlok, Petani Terancam

Kondisi sulit tengah menghimpit industri rokok nasional, berimbas pada penyerapan tembakau yang merosot tajam. Beberapa perusahaan rokok besar dilaporkan mengurangi pembelian bahan baku, bahkan ada yang menghentikan sepenuhnya, seperti yang terjadi pada PT Gudang Garam terhadap tembakau dari Temanggung, Jawa Tengah.

Bupati Temanggung, Agus Setyawan, menyampaikan keprihatinannya usai mengunjungi pabrik PT Gudang Garam di Kediri, Jawa Timur. Didampingi anggota DPRD dan Komite Pertembakauan Kabupaten Temanggung, Agus mengungkapkan bahwa situasi saat ini tidak lagi kondusif bagi perusahaan untuk membeli tembakau dari wilayahnya.

Penurunan permintaan tembakau ini dipicu oleh kombinasi faktor, termasuk melemahnya daya beli masyarakat dan maraknya peredaran rokok ilegal. Rokok ilegal yang dijual dengan harga lebih murah menggerus pangsa pasar rokok legal, sehingga menurunkan permintaan terhadap produk yang menggunakan bahan baku tembakau secara legal.

Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, mengamini bahwa penurunan konsumsi rokok secara keseluruhan berkorelasi dengan kondisi ini. Ia menjelaskan bahwa kebijakan cukai yang diterapkan pemerintah, meski bertujuan untuk menekan konsumsi rokok, turut berdampak pada permintaan tembakau dari petani.

"Tujuan kebijakan cukai pada industri ini adalah mengendalikan permintaan rokok. Dampaknya pasti kepada permintaan tembakau yang akan berkurang,” ujar Huda.

Kenaikan tarif cukai, menurut Huda, menghadirkan tantangan ganda bagi pemerintah. Di satu sisi, penurunan produksi di pabrik rokok berpotensi menyebabkan gelombang PHK, termasuk di sektor hulu, yaitu petani tembakau. Di sisi lain, harga rokok legal yang semakin mahal mendorong konsumen beralih ke rokok ilegal, yang peredarannya semakin sulit dikendalikan.

"Masalah ini harusnya bisa ditanggulangi oleh aparat penegak hukum karena mengedarkan produk tidak berizin resmi. Produk ilegal mudah ditemukan,” tegas Huda.

Menghadapi situasi pelik ini, Huda mendesak pemerintah untuk mengambil langkah-langkah mitigasi yang konkret. Bantuan sosial dan intervensi kebijakan yang menyasar langsung petani dan buruh industri rokok menjadi krusial untuk meminimalkan dampak negatif dari penurunan permintaan tembakau.

Tantangan Ganda Industri Rokok:

  • Penurunan Daya Beli: Melemahnya ekonomi membuat masyarakat mengurangi konsumsi rokok.
  • Rokok Ilegal: Harga murah rokok ilegal menggerogoti pasar rokok legal.
  • Kebijakan Cukai: Kenaikan cukai menekan konsumsi, berdampak pada petani tembakau.
  • Potensi PHK: Pabrik rokok mengurangi produksi, mengancam lapangan kerja.

Mitigasi yang Diperlukan:

  • Bantuan Sosial: Menyediakan bantuan langsung untuk petani dan buruh.
  • Intervensi Kebijakan: Menyesuaikan kebijakan untuk melindungi industri tembakau.
  • Penegakan Hukum: Menindak tegas peredaran rokok ilegal.

Solusi komprehensif diperlukan untuk mengatasi krisis ini dan melindungi mata pencaharian para petani tembakau serta keberlangsungan industri rokok nasional.