Serangan Balasan Iran Ungkap Keterbatasan Sistem Pertahanan Iron Dome Israel
Gelombang serangan balasan yang dilancarkan Iran ke wilayah Israel baru-baru ini telah menyoroti kerentanan dalam sistem pertahanan udara Iron Dome yang selama ini diagung-agungkan. Serangan yang terjadi sejak Sabtu hingga Minggu dini hari itu memaksa warga Israel mencari perlindungan di tengah hujan serangan yang menghantam wilayah mereka.
Melalui siaran televisi pemerintah, Iran mengklaim serangan tersebut sebagai bagian dari operasi "Honest Promise 3", sebuah aksi balasan atas kematian sejumlah tokoh militer penting Iran. Iron Dome, yang dirancang untuk mencegat roket dan artileri jarak pendek, menghadapi tantangan berat dalam menghadapi rudal balistik berkecepatan tinggi yang ditembakkan dari Iran.
Sejak diperkenalkan, Iron Dome telah mencatatkan tingkat keberhasilan yang mengesankan, lebih dari 90% dalam mencegat ribuan roket. Keberhasilan ini telah membangun reputasinya sebagai sistem pertahanan yang handal. Namun, keberhasilan ini juga memicu kesalahpahaman publik tentang kemampuannya. Banyak yang percaya bahwa Iron Dome mampu menangkal semua ancaman udara, padahal sistem ini tidak dirancang untuk menghadapi rudal balistik.
Rudal balistik seperti Shahab-3 atau Zolfaghar milik Iran memiliki karakteristik yang berbeda dari roket yang biasa dihadapi Iron Dome. Rudal balistik melaju dengan kecepatan hipersonik, mencapai lebih dari 5 Mach, dan mengikuti lintasan tinggi yang membawanya ke luar atmosfer. Jangkauan rudal balistik yang mencapai ratusan bahkan ribuan kilometer, serta kemampuannya membawa hulu ledak berat, menjadikannya ancaman yang jauh lebih kompleks.
Israel menyadari keterbatasan Iron Dome dalam menghadapi rudal balistik. Untuk itu, mereka mengembangkan sistem pertahanan berlapis yang terdiri dari Arrow 2 dan Arrow 3, yang dirancang untuk mencegat rudal balistik di fase tengah atau akhir penerbangan, bahkan di luar atmosfer. Selain itu, terdapat David's Sling, yang dikembangkan bersama dengan Raytheon, untuk menghadapi ancaman rudal jarak menengah. Ketiga sistem ini bekerja bersama untuk membentuk jaringan pertahanan udara yang komprehensif.
Momen ketika Iron Dome gagal mencegat rudal balistik Iran terekam dalam video yang kemudian viral di media sosial, memicu perdebatan tentang efektivitas sistem pertahanan tersebut dalam menghadapi ancaman yang semakin canggih.