SMPN 1 Purbalingga Tingkatkan Kompetensi Guru untuk Pendidikan Inklusif
SMPN 1 Purbalingga, Jawa Tengah, menunjukkan komitmennya terhadap pendidikan inklusif dengan memberikan pelatihan khusus kepada para guru. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa semua siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus, mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Saat ini, sekolah tersebut menampung tiga siswa disabilitas, dimana satu diantaranya telah berhasil menyelesaikan pendidikan dan bersiap untuk melanjutkan ke jenjang SMA.
Kepala Sekolah SMPN 1 Purbalingga, Eni Rundiati, menegaskan bahwa pendidikan inklusif merupakan bagian integral dari visi sekolah. Menurutnya, setiap anak berhak mendapatkan akses yang sama terhadap pendidikan, tanpa memandang latar belakang atau kondisi fisik dan mental mereka. Hal ini sejalan dengan program pemerintah melalui Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) yang membuka jalur afirmasi bagi siswa dari keluarga kurang mampu dan penyandang disabilitas.
SMPN 1 Purbalingga pertama kali menerima siswa disabilitas mental pada tahun 2022. Siswa tersebut didiagnosis dengan skizofrenia. Menyadari perlunya pengetahuan khusus untuk menangani siswa dengan kondisi tersebut, pihak sekolah berinisiatif untuk menjalin komunikasi intensif dengan psikiater dari RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata, tempat siswa tersebut menjalani perawatan. Kolaborasi ini memungkinkan guru untuk memahami perkembangan mental siswa dan memberikan dukungan yang tepat di lingkungan sekolah.
Selain menjalin kerjasama dengan tenaga ahli, SMPN 1 Purbalingga juga secara proaktif menyelenggarakan in house training (IHT) bagi para guru. Pelatihan ini menghadirkan psikiater dan psikolog sebagai narasumber, yang memberikan wawasan dan keterampilan kepada guru dalam menangani siswa dengan beragam karakteristik, kebutuhan, dan kondisi. Dengan demikian, guru dapat menyesuaikan metode pembelajaran dan memberikan tugas yang sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa.
Eni Rundiati menekankan bahwa pendekatan pembelajaran bagi siswa disabilitas berbeda dengan siswa lainnya. Sekolah memberikan keleluasaan bagi guru untuk menyesuaikan capaian pembelajaran dengan kebutuhan individu siswa. Hal ini berarti bahwa guru harus memahami kondisi setiap siswa dari waktu ke waktu dan memberikan dukungan yang personal.
Beberapa poin penting yang diterapkan dalam proses pembelajaran siswa disabilitas di SMPN 1 Purbalingga antara lain:
- Pendekatan Individual: Guru memahami kebutuhan dan kondisi setiap siswa secara individual.
- Kurikulum yang Fleksibel: Capaian pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan siswa.
- Dukungan Ahli: Sekolah bekerja sama dengan psikiater dan psikolog untuk memberikan dukungan yang komprehensif.
- Pelatihan Guru: Guru dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan khusus untuk menangani siswa dengan kebutuhan khusus.
Dengan komitmen yang kuat dan pendekatan yang holistik, SMPN 1 Purbalingga telah berhasil menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan suportif bagi semua siswa. Upaya ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain di Indonesia untuk mewujudkan pendidikan yang merata dan berkualitas bagi seluruh anak bangsa.