Keterlambatan Berbuah Selamat: Mahasiswa Lolos dari Maut Air India

Keajaiban di Balik Keterlambatan: Kisah Lolosnya Mahasiswa dari Tragedi Air India

Pada tanggal 12 Juni, seorang mahasiswa administrasi bisnis bernama Bhoomi Chauhan dilanda kekesalan dan amarah yang mendalam. Kemacetan lalu lintas yang parah membuatnya terlambat sepuluh menit untuk boarding pesawat Air India AI171 tujuan London Gatwick. Seharusnya, ia menjadi salah satu dari 242 penumpang dalam penerbangan tersebut. Namun, rasa kecewa akibat ketinggalan pesawat berubah menjadi rasa syukur yang tak terhingga, karena penundaan itu menyelamatkan nyawanya.

"Saat ketinggalan pesawat, saya sangat terpukul. Pikiran saya hanya tertuju pada satu hal: 'Seandainya saya berangkat lebih awal, saya pasti sudah berada di dalam pesawat itu'," ungkap Chauhan kepada media.

Penerbangan AI171 yang seharusnya ia tumpangi mengalami kecelakaan tragis. Tak lama setelah lepas landas dari Ahmedabad, pesawat tersebut jatuh dan menewaskan 241 penumpang dan awak kabin, serta 8 warga di sekitar lokasi jatuhnya pesawat.

Penundaan yang Menyelamatkan

Chauhan, yang sedang menempuh studi administrasi bisnis di Bristol, berencana kembali ke London setelah menghabiskan waktu liburan di India. Saat sedang mengurus pengembalian uang tiket dengan agen perjalanan, ia menerima kabar mengejutkan tentang jatuhnya pesawat yang seharusnya ia tumpangi. Seketika, tubuhnya terasa membeku, dan ia hanya bisa bergumam, "Ini benar-benar sebuah keajaiban."

Sebenarnya, Chauhan masih memiliki waktu untuk masuk ke pesawat. Namun, petugas maskapai menolak permintaannya karena ia sudah melewati batas waktu boarding. "Saya memohon kepada staf maskapai untuk mengizinkan saya masuk karena saya hanya terlambat sepuluh menit. Saya mengatakan bahwa saya adalah penumpang terakhir, jadi mohon izinkan saya naik pesawat, tetapi mereka tetap tidak mengizinkan," jelasnya.

Investigasi Penyebab Kecelakaan

Tragedi ini menewaskan ratusan nyawa, termasuk 53 warga negara Inggris dan delapan warga lokal di sekitar lokasi kejadian. Menurut laporan, pesawat jatuh hanya 30 detik setelah lepas landas dan menghantam area permukiman padat penduduk.

Otoritas penerbangan dan tim investigasi masih berusaha mencari tahu penyebab pasti jatuhnya pesawat. Beberapa kemungkinan penyebab yang sedang diselidiki meliputi:

  • Masalah pada daya dorong mesin
  • Masalah operasional dengan penutup sayap
  • Alasan roda pendaratan terbuka terlalu lama setelah lepas landas

Profesor Ilmu Atmosfer dari Universitas Reading, Paul Williams, menyatakan bahwa cuaca saat pesawat lepas landas dalam kondisi baik. Tidak ada indikasi cuaca buruk atau turbulensi yang signifikan. Suhu udara di Ahmedabad saat itu mendekati 40°C dengan angin sepoi-sepoi dari arah barat.

Sementara itu, Profesor John McDermid dari Universitas York, yang juga menjabat sebagai Ketua Keselamatan di Lloyd's Register, berpendapat bahwa kecelakaan itu mungkin disebabkan oleh ketinggian pesawat yang belum mencapai 200 meter. Ia juga menambahkan bahwa pilot sebenarnya memiliki kesempatan untuk membatalkan lepas landas dalam rentang waktu tertentu.

"Pilot dapat membatalkan lepas landas hingga titik tertentu dalam proses take-off, jadi tampaknya masalah tersebut muncul secara tiba-tiba di bagian akhir take-off, atau segera setelah lepas landas, dan cukup serius sehingga tidak dapat ditangani," pungkas McDermid.

Kisah Bhoomi Chauhan menjadi pengingat bahwa terkadang, sebuah kejadian yang awalnya tampak sebagai kesialan, justru bisa menjadi berkah tersembunyi yang menyelamatkan nyawa.