Kursi 11A: Simbol Keberuntungan di Tengah Tragedi Udara?

Kisah tentang kursi 11A kembali mencuat ke permukaan, memunculkan perdebatan tentang takdir dan kebetulan di tengah duka tragedi udara. Dua pria, Ruangsak Loychusak dan Vishwashkumar Ramesh, secara terpisah mengalami kejadian luar biasa di mana mereka selamat dari kecelakaan pesawat yang mengerikan saat duduk di kursi yang sama.

Pada Kamis, 12 Juni, Vishwashkumar Ramesh, seorang warga negara Inggris, menjadi salah satu penumpang yang selamat dari kecelakaan pesawat Air India. Pesawat Boeing 787-8 Dreamliner yang ia tumpangi, dengan nomor penerbangan yang belum dirilis, lepas landas dari Ahmedabad, India, menuju London. Tragisnya, pesawat tersebut jatuh di area padat penduduk, menghantam kompleks rumah sakit dan asrama mahasiswa kedokteran. Pesawat itu membawa 12 awak dan 230 penumpang, termasuk 169 warga India, 53 warga Inggris, tujuh warga Portugal, dan satu warga Kanada.

Ramesh, yang duduk di kursi 11A, menceritakan pengalamannya yang mengerikan. Setelah benturan keras, ia berhasil melepaskan sabuk pengaman dan menemukan celah di badan pesawat. Dengan keberanian yang luar biasa, ia mendorong celah tersebut dengan kakinya dan merangkak keluar dari reruntuhan. Ia bersyukur bagian pesawat tempatnya duduk tidak langsung menghantam gedung, memberikan kesempatan baginya untuk melarikan diri.

"Saya melihat orang-orang meninggal di depan mata saya," ujarnya kepada DD News, media pemerintah India, menggambarkan pemandangan yang mengerikan di sekitarnya. "Saya kira saya juga mati. Tapi ketika saya membuka mata dan melihat sekeliling, saya sadar saya masih hidup."

Kisah Ramesh ini mengingatkan pada kejadian serupa yang dialami Ruangsak Loychusak 27 tahun lalu. Pada 11 Desember 1998, Ruangsak, saat itu berusia 20 tahun, menumpang pesawat Thai Airways TG261. Pesawat tersebut jatuh ke rawa saat akan mendarat di Thailand selatan, menewaskan 101 orang. Ruangsak selamat dari kecelakaan maut itu.

Ruangsak, yang kini berusia 47 tahun, terkejut ketika mengetahui bahwa Ramesh selamat dari kecelakaan Air India dengan duduk di kursi yang sama, 11A. Melalui unggahan di Facebook, ia menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan menggambarkan pengalamannya sebagai 'kehidupan kedua'. Menurut laporan India Today, Ruangsak tidak lagi bepergian dengan pesawat selama satu dekade terakhir.

Sementara itu, penyelidikan atas kecelakaan Air India terus berlanjut. Penyelidik India telah menemukan Flight Data Recorder (FDR) di antara puing-puing pesawat. Pencarian Cockpit Voice Recorder (CVR) masih berlangsung. Boeing, pabrikan pesawat, telah menghubungi Air India dan menawarkan dukungan penuh dalam penyelidikan.

Kisah kursi 11A ini memicu berbagai reaksi. Beberapa orang percaya bahwa itu hanyalah kebetulan belaka, sementara yang lain melihatnya sebagai tanda takdir atau bahkan keajaiban. Terlepas dari interpretasi individu, kisah ini menyoroti ketahanan manusia dalam menghadapi tragedi dan kemampuan untuk menemukan harapan di tengah kegelapan.

Fakta-fakta kunci dari peristiwa tersebut:

  • Kecelakaan Air India terjadi pada 12 Juni, melibatkan pesawat Boeing 787-8 Dreamliner.
  • Pesawat jatuh di area padat penduduk di Ahmedabad, India.
  • Vishwashkumar Ramesh, penumpang yang selamat, duduk di kursi 11A.
  • Ruangsak Loychusak sebelumnya selamat dari kecelakaan pesawat Thai Airways pada tahun 1998, juga duduk di kursi 11A.
  • Penyelidikan kecelakaan Air India sedang berlangsung.

Kisah ini meninggalkan kita dengan pertanyaan tentang peran takdir, keberuntungan, dan ketahanan manusia dalam menghadapi tragedi yang tak terduga.