Jakarta Gelap Gulita: Aksi Satu Jam Matikan Lampu Sambut Hari Lingkungan Hidup

Jakarta, Sabtu (14/6/2025) malam, tampak berbeda. Sejumlah ikon kota, mulai dari kawasan Monumen Nasional (Monas) hingga Bundaran Hotel Indonesia (HI), meredup dalam kegelapan. Aksi simbolis ini merupakan bagian dari peringatan Hari Lingkungan Hidup, mengajak warga untuk lebih peduli terhadap isu-isu lingkungan.

Pantauan di lapangan menunjukkan, tepat pukul 20.30 WIB, lampu-lampu di area Monas dipadamkan, menyisakan hanya cahaya di bagian puncak monumen yang tetap menyala. Pengumuman dari petugas Monas melalui pengeras suara mengingatkan para pengunjung untuk menjaga barang bawaan mereka selama pemadaman berlangsung, yang dijadwalkan hingga pukul 21.30 WIB.

Efek serupa juga terlihat di sekitar Balai Kota DKI Jakarta, di mana lampu-lampu gedung turut dipadamkan. Sementara itu, di Bundaran HI, air mancur ikonik berhenti menari dalam cahaya lampu, hanya bagian atas patung yang tetap bercahaya.

Meski demikian, kegelapan total tidak menyelimuti jalanan antara Monas dan Bundaran HI. Lampu lalu lintas, serta cahaya dari hotel dan gedung perkantoran di sepanjang jalan, masih memberikan penerangan yang cukup. Halte TransJakarta juga tetap beroperasi dengan lampu yang menyala.

Aksi mematikan lampu selama satu jam ini, terinspirasi dari gerakan global yang diprakarsai oleh WWF Indonesia. Menurut organisasi tersebut, partisipasi 10% warga Jakarta dalam aksi sederhana ini dapat memberikan dampak signifikan. Setidaknya, dapat memenuhi kebutuhan listrik untuk 900 desa, menyumbang oksigen bagi 534 orang, dan mengurangi emisi karbon dioksida hingga 267 ton dalam satu jam.

Walaupun dampak langsungnya terhadap perubahan iklim mungkin tidak terlalu besar, gerakan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang menginspirasi masyarakat untuk lebih aktif dalam mendukung upaya pelestarian lingkungan. Kesadaran dan partisipasi kolektif adalah kunci untuk menciptakan perubahan positif bagi bumi kita.