Tragedi Kuantan Singingi: Balita Meregang Nyawa di Tangan Pengasuh, Aksi Keji Terekam Kamera
Kasus kekerasan terhadap anak kembali mencoreng wajah Indonesia. Kali ini, tragedi pilu menimpa seorang balita berusia dua tahun di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau. Balita malang tersebut meregang nyawa setelah menjadi korban penganiayaan brutal oleh pasangan suami istri yang seharusnya menjadi pelindungnya.
AYS (28) dan YP (24), pasangan yang dipercaya untuk mengasuh korban, kini harus berurusan dengan hukum setelah perbuatan kejinya terungkap. Ironisnya, aksi penyiksaan tersebut direkam oleh salah satu pelaku, YP, sambil tertawa menyaksikan penderitaan korban. Video tersebut menjadi bukti tak terbantahkan atas kekejaman yang mereka lakukan.
Menurut keterangan dari Kepala Polres Kuansing AKBP Angga F Herlambang, kedua pelaku melakukan serangkaian tindakan kekerasan fisik terhadap korban. Tak hanya itu, mereka juga mengikat tangan dan kaki korban, serta menutup mulutnya dengan lakban, menyebabkan balita tersebut kesulitan bernapas. Perlakuan tidak manusiawi ini diduga menjadi penyebab utama kematian korban.
Terungkap bahwa korban merupakan anak dari IS (21), yang mempercayakan pengasuhan anaknya kepada pelaku sejak Mei 2025. Awalnya, YP bekerja sebagai pengasuh dengan upah Rp 1,2 juta per bulan. Orang tua korban beberapa kali menjenguk dan tidak menaruh curiga karena kondisi anak terlihat baik-baik saja.
Namun, kejanggalan mulai tercium setelah korban meninggal dunia pada Rabu (11/6/2025) di RSUD Teluk Kuantan. Pelaku sempat mengarang cerita bahwa korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Akan tetapi, pihak rumah sakit menemukan luka-luka mencurigakan pada tubuh korban dan merekomendasikan otopsi.
Hasil otopsi menguatkan dugaan adanya tindak kekerasan. Polisi segera bertindak dan berhasil mengamankan AYS dan YP. Selain itu, polisi juga menyita sejumlah barang bukti, termasuk celana pendek yang dikenakan korban saat kejadian.
Kasus ini menjadi pengingat pahit akan pentingnya pengawasan dan perlindungan terhadap anak-anak. Kepercayaan yang diberikan kepada orang lain untuk mengasuh anak harus dibarengi dengan kehati-hatian dan kewaspadaan. Tindakan keji yang dilakukan oleh AYS dan YP tidak hanya menghilangkan nyawa seorang anak, tetapi juga merusak kepercayaan dan menimbulkan trauma mendalam bagi keluarga korban.