Jembatan Nanga Kalo Pulih, Akses Menuju Wae Rebo Kembali Dibuka
Bencana banjir rob yang menerjang Desa Borik, Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Kamis, 12 Juni 2025 lalu, menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur vital, khususnya Jembatan Nanga Kalo. Jembatan ini merupakan urat nadi penghubung utama menuju destinasi wisata budaya yang terkenal, Kampung Adat Wae Rebo. Akibatnya, aksesibilitas menuju Wae Rebo terputus, menimbulkan kekhawatiran akan terhambatnya aktivitas pariwisata dan perekonomian lokal.
Namun, semangat gotong royong dan kesigapan warga setempat patut diacungi jempol. Kurang dari 24 jam setelah kejadian, tepatnya pada Jumat, 13 Juni 2025, perbaikan Jembatan Nanga Kalo telah berhasil diselesaikan secara swadaya oleh masyarakat Desa Borik. Kapolsek Lembor, Ipda Vinsen Bagus, mengonfirmasi bahwa jembatan tersebut kini sudah dapat dilalui kendaraan, sehingga jalur alternatif Nangalili-Dintor menuju Wae Rebo kembali normal.
Dengan pulihnya akses Jembatan Nanga Kalo, para wisatawan yang berencana mengunjungi Wae Rebo dan Pulau Mules kini dapat bernapas lega. Ipda Vinsen Bagus memastikan bahwa jalur tersebut aman dan siap dilintasi. Pembukaan kembali akses ini diharapkan dapat memulihkan geliat pariwisata di Wae Rebo, yang dikenal dengan keindahan alam dan keunikan budayanya. Pemulihan ini juga menjadi bukti ketangguhan masyarakat Manggarai dalam menghadapi bencana dan menjaga keberlangsungan ekonomi lokal.
Berikut adalah poin-poin penting terkait pemulihan akses menuju Wae Rebo:
- Jembatan Nanga Kalo: Jembatan utama penghubung Desa Borik dengan jalur menuju Wae Rebo.
- Banjir Rob: Penyebab utama kerusakan jembatan pada 12 Juni 2025.
- Gotong Royong Warga: Faktor kunci dalam perbaikan cepat jembatan.
- Aksesibilitas Pulih: Jalur Nangalili-Dintor menuju Wae Rebo kembali normal.
- Pariwisata Wae Rebo: Diharapkan kembali bergairah dengan dibukanya akses.