Tragedi Air India di Ahmedabad: Korban Tewas Melonjak Menjadi 279 Jiwa
Tragedi jatuhnya pesawat Boeing 787-8 Dreamliner milik Air India di dekat Bandara Ahmedabad, India, telah menelan korban jiwa yang signifikan. Pihak berwenang mengkonfirmasi bahwa jumlah korban tewas terus bertambah, mencapai 279 orang hingga saat ini. Pesawat dengan nomor penerbangan yang belum diumumkan tersebut jatuh pada hari Kamis (12/6) dan menghantam area padat penduduk di sekitar bandara.
Seorang pejabat kepolisian senior Ahmedabad, yang berbicara dengan syarat anonim, mengungkapkan bahwa proses identifikasi jenazah masih berlangsung. Kompleksitas identifikasi, yang bergantung pada analisis DNA, memperlambat pengumuman resmi mengenai jumlah korban tewas.
Menurut pernyataan Air India, pesawat tersebut membawa 242 penumpang dan awak. Pesawat dengan tujuan Bandara Gatwick, London, lepas landas dari Ahmedabad pada hari Kamis siang. Tragisnya, hanya satu penumpang yang dilaporkan selamat dari kecelakaan dahsyat tersebut. Selain korban di dalam pesawat, 38 orang lainnya kehilangan nyawa di darat akibat hantaman pesawat yang menghancurkan bangunan-bangunan di area permukiman.
Kewarganegaraan penumpang yang teridentifikasi sejauh ini:
- 169 Warga India
- 53 Warga Inggris
- 7 Warga Portugal
- 1 Warga Kanada
Sebelum kecelakaan, pilot pesawat sempat mengirimkan panggilan darurat (mayday call) sesaat setelah lepas landas. Pesawat dilaporkan baru mencapai ketinggian 100 meter sebelum akhirnya jatuh.
Tim investigasi kecelakaan telah berhasil menemukan Flight Data Recorder (FDR) atau Rekaman Data Penerbangan, salah satu bagian penting dari kotak hitam pesawat. Pencarian Cockpit Voice Recorder (CVR) atau Rekaman Suara Kokpit masih terus dilakukan. FDR akan memberikan informasi penting mengenai parameter penerbangan seperti kecepatan, ketinggian, dan arah pesawat sebelum kecelakaan terjadi.
Pihak Boeing, selaku produsen pesawat, telah menyatakan kesiapan mereka untuk memberikan dukungan penuh kepada Air India dan pihak berwenang India dalam proses investigasi. Bantuan teknis dan keahlian dari Boeing diharapkan dapat membantu mengungkap penyebab pasti dari tragedi ini. Kecelakaan ini menjadi insiden penerbangan paling mematikan di abad ke-21.