Satelit Merah Putih Tingkatkan Kecepatan Internet di Daerah 3T NTT

Pemerintah Indonesia terus berupaya memeratakan akses internet di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) melalui pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang masif. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti), menggandeng PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) untuk memperluas jangkauan konektivitas digital hingga ke pelosok negeri.

Salah satu wujud nyata dari kolaborasi ini adalah peningkatan kapasitas internet di Desa Kalali, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Masyarakat setempat kini dapat menikmati kecepatan internet 8 Mbps, meningkat signifikan dari sebelumnya yang hanya 4 Mbps. Peningkatan ini difasilitasi melalui pemanfaatan Satelit Merah Putih milik Telkomsat untuk meningkatkan performa Base Transceiver Station (BTS) Universal Service Obligation (USO) yang telah dibangun oleh Bakti di wilayah tersebut.

Direktur Utama Bakti Kominfo, Fadhilah Mathar, menjelaskan bahwa lokasi-lokasi yang terhubung dalam program ini merupakan titik-titik penyediaan sinyal seluler 4G yang telah dimigrasikan menggunakan kapasitas nasional, yaitu Satelit Merah Putih. Langkah ini diharapkan dapat mengoptimalkan pemanfaatan layanan internet bagi masyarakat.

"Kapasitas ini didedikasikan khusus di setiap site sebesar 8 Mbps, sehingga ketersediaan kapasitas untuk setiap BTS menjadi lebih terjamin. Hal ini juga berpengaruh pada peningkatan performa radio, seperti latensi dan penurunan packed loss," ujar Fadhilah Mathar.

Berdasarkan data terbaru yang dirilis Bakti Kominfo per 10 Juni 2025, akses internet telah menjangkau 27.858 lokasi layanan publik di seluruh Indonesia. Selain itu, sinyal seluler 4G juga telah hadir di 6.747 desa berkat sinergi dengan berbagai pihak, termasuk Telkomsat sebagai penyedia backhaul satelit.

Pembangunan jaringan internet di wilayah 3T ini didanai sepenuhnya dari Universal Service Obligation (USO), yang merupakan pungutan 1,25% dari pendapatan kotor operator telekomunikasi. Dana ini dikelola secara transparan oleh Bakti dan dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur telekomunikasi di daerah 3T yang secara komersial kurang menguntungkan.

Fadhilah Mathar menambahkan, untuk wilayah Maluku Utara dan NTT, pihaknya telah membangun 1.147 titik internet dan sinyal 4G di Maluku Utara, serta 1.658 titik di NTT. Separuh dari jumlah tersebut dibangun selama masa Kabinet Merah Putih di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Direktur Utama Telkomsat, Lukman Hakim Abd Rauf, menegaskan komitmennya untuk mendukung program BTS USO Bakti Kominfo, terutama dalam menghadirkan layanan internet di wilayah-wilayah blankspot. "Kami siap melanjutkan kolaborasi dengan Bakti. Fokus kami adalah menghadirkan kualitas sinyal terbaik sekaligus menjaga efisiensi biaya, demi mendukung suksesnya program konektivitas nasional," pungkasnya.