Indonesia Optimistis Raih Tarif Nol Persen untuk Sawit dan Tekstil di Pasar Uni Eropa Melalui I-EU CEPA
Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk membuka akses pasar yang lebih luas bagi komoditas unggulan nasional, khususnya kelapa sawit dan tekstil, di kawasan Uni Eropa. Upaya ini dilakukan melalui negosiasi Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) yang saat ini memasuki tahap krusial.
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan optimisme bahwa Indonesia berpeluang besar untuk mendapatkan tarif nol persen bagi ekspor kelapa sawit dan tekstil ke Uni Eropa melalui perjanjian I-EU CEPA. Saat ini, draf kesepakatan I-EU CEPA telah mencapai 90 persen dan ditargetkan rampung pada September 2025, sehingga implementasinya dapat dimulai pada akhir 2026. Penghapusan tarif ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar Eropa dan mendongkrak kinerja ekspor nasional.
Fokus pada Kelapa Sawit
Salah satu poin penting dalam negosiasi I-EU CEPA adalah upaya untuk memasukkan kelapa sawit sebagai komoditas yang mendapatkan perlakuan khusus, yaitu tarif nol persen. Selama ini, ekspor kelapa sawit Indonesia ke Uni Eropa menghadapi berbagai tantangan dan hambatan, terutama terkait isu keberlanjutan dan lingkungan. Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk mengatasi hambatan ini melalui berbagai cara.
Pemerintah juga telah melakukan mitigasi dengan pengembangan biofuel seperti B40 hingga rencana B50, sehingga bahan bakar dari sawit bisa diserap di dalam negeri. Selain itu, pemerintah juga mendorong pengurangan hambatan non-tarif (non-tariff barriers) dan kejelasan standar dalam perjanjian. Salah satu bab dalam I-EU CEPA akan secara khusus membahas trade and sustainability, termasuk isu kelapa sawit dan langkah-langkah mitigasi terhadap regulasi Uni Eropa yang kontroversial, seperti European Union Deforestation Regulation (EUDR).
Potensi Tekstil Indonesia
Selain kelapa sawit, sektor tekstil juga menjadi perhatian utama dalam negosiasi I-EU CEPA. Saat ini, produk tekstil dan apparel Indonesia dikenakan tarif masuk antara 8-12 persen di pasar Uni Eropa. Pemerintah berupaya agar tarif ini dapat diturunkan secara signifikan, bahkan menjadi nol persen, melalui perjanjian I-EU CEPA. Penurunan tarif ini akan memberikan keunggulan kompetitif bagi produk tekstil Indonesia dan meningkatkan volume ekspor.
Kemenko Perekonomian mencatat, nilai ekspor minyak kelapa sawit dan turunannya ke Uni Eropa mencapai 1,6 juta dollar AS. Namun, trennya selama 3 tahun terakhir mengalami penurunan. Diharapkan dengan rampungnya negosiasi I-EU CEPA ini dapat meningkatkan ekspor sawit Indonesia serta komoditas unggulan lain seperti tekstil, alas kaki, hingga perikanan.