Keterlambatan Berbuah Selamat: Mahasiswi Lolos dari Tragedi Air India
Keterlambatan yang Menyelamatkan: Kisah Mahasiswi dari Tragedi Air India
Sebuah kisah dramatis menyelimuti tragedi jatuhnya pesawat Air India AI171 di Ahmedabad, India. Bhoomi Chauhan, seorang mahasiswi administrasi bisnis asal Bristol, Inggris, mengalami keterlambatan yang justru menjadi penyelamat hidupnya. Chauhan seharusnya menjadi salah satu penumpang pesawat nahas tersebut, namun takdir berkata lain. Ia tiba di bandara sepuluh menit setelah proses boarding dimulai, sebuah keterlambatan yang membuatnya gagal menaiki pesawat yang kemudian hancur berkeping-keping tak lama setelah lepas landas.
Kemarahan dan kekecewaan sempat menghantui Chauhan. Kemacetan lalu lintas di jalanan India membuatnya tiba terlambat di bandara. Ia bahkan sempat berdebat dengan petugas maskapai, memohon agar diizinkan masuk ke pesawat. Meskipun telah melakukan check-in secara online dan memegang boarding pass digital, petugas tetap menolak permohonannya. Penolakan ini awalnya menimbulkan amarah dan frustrasi yang mendalam bagi wanita berusia 28 tahun itu.
"Saya sangat kecewa," ujarnya, mengenang momen saat dirinya ditolak masuk ke pesawat. "Kami meninggalkan bandara dengan perasaan marah dan frustrasi."
Namun, takdir memiliki rencana lain. Saat Chauhan dan suaminya sedang beristirahat di sebuah kedai teh, merencanakan cara untuk mendapatkan pengembalian uang tiket, kabar buruk itu datang. Sebuah panggilan telepon mengabarkan bahwa pesawat Air India AI171 telah jatuh. Sontak, amarah dan kekecewaan berubah menjadi rasa syukur yang tak terhingga. Keterlambatan yang semula dianggap sebagai musibah, ternyata menjadi anugerah yang menyelamatkan nyawanya.
"Itu benar-benar sebuah keajaiban bagi saya," ungkap Chauhan kepada BBC Gujarati, menggambarkan perasaannya saat mengetahui berita jatuhnya pesawat. Ia menyadari betapa dekatnya dirinya dengan maut, dan betapa beruntungnya ia karena telah ditolak masuk ke pesawat.
Penerbangan Air India AI171 lepas landas sesuai jadwal pada Kamis sore. Namun, pesawat tersebut mengalami masalah saat mencoba mencapai ketinggian dan jatuh hanya 30 detik setelah mengudara. Pesawat menghantam area pemukiman, menyebabkan 241 penumpang dan 12 awak pesawat tewas. Selain itu, delapan orang di darat juga menjadi korban dalam tragedi tersebut. Di antara para penumpang terdapat warga negara India, Inggris, Portugal, dan Kanada. Seorang penumpang asal Inggris, Vishwashkumar Ramesh, berhasil selamat dari kecelakaan maut tersebut dan saat ini sedang dirawat di rumah sakit karena luka-lukanya.
Kisah Bhoomi Chauhan menjadi pengingat bahwa dalam setiap kejadian, bahkan yang paling buruk sekalipun, selalu ada hikmah yang tersembunyi. Keterlambatan yang awalnya dianggap sebagai kesialan, ternyata menjadi penyelamat hidupnya. Tragedi Air India AI171 menjadi pelajaran berharga tentang betapa rapuhnya kehidupan dan betapa pentingnya untuk selalu bersyukur atas setiap kesempatan yang diberikan.