Indo Defence 2025: Platform Krusial Bagi Pertumbuhan Industri Pertahanan Nasional dan Internasional

Pameran pertahanan internasional, Indo Defence 2025, telah menjadi wadah penting untuk menjalin kolaborasi antara industri pertahanan dalam negeri dan luar negeri. Ajang ini, yang diselenggarakan di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat dari tanggal 11 hingga 14 Juni 2025, menarik perhatian ratusan perusahaan dari berbagai negara.

PT Pindad, salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor pertahanan, telah berpartisipasi dalam Indo Defence selama dua dekade terakhir. Perusahaan ini melihat Indo Defence sebagai kesempatan strategis untuk menjajaki kerja sama baru, baik dengan mitra dalam negeri maupun luar negeri. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat rantai pasok perusahaan.

"Dampaknya besar, karena kami bisa menjajaki kerja sama baru, baik dari dalam maupun luar negeri. Potensinya juga bisa mendukung penguatan supply chain di kami," ujar Corporate Secretary PT. Pindad, Danurani Dyah Pertiwi.

Pada Indo Defence 2025, PT Pindad meluncurkan berbagai produk unggulan, termasuk mobil taktis MV3-EV yang diberi nama "Pandu". Peluncuran ini disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto. Selain itu, PT Pindad juga menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan mitra-mitra strategis.

Partisipasi dalam Indo Defence tidak hanya penting bagi perusahaan dalam negeri, tetapi juga bagi perusahaan asing yang ingin memasuki pasar Indonesia. UNAC, perusahaan sektor pertahanan asal Perancis, misalnya, menjadikan Indo Defence sebagai pintu masuk untuk memperluas jaringan bisnisnya di Asia Tenggara, termasuk Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

"Pasar Indonesia sangat penting bagi kami. Kami melihat potensi besar di sini dan ingin mengembangkan bisnis kami bersama kekuatan Indonesia," kata Business Defense Manager UNAC, Benjamin Espana.

Perusahaan asal Amerika Serikat, ISR (Intelligence, Surveillance, and Reconnaissance), juga melihat Indo Defence sebagai platform untuk memperluas kerja sama strategis di kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia. ISR tidak hanya membidik peluang kerja sama dengan TNI dan instansi pemerintah Indonesia, tetapi juga membuka komunikasi dengan delegasi negara lain.

"Kami berharap bisa membangun hubungan baru, baik dengan negara-negara lain maupun perusahaan-perusahaan yang bisa diajak bermitra di masa depan," kata Director of Business Development Integrated Surveillance and Defense (ISD), Raymond Corrigan.

Sarsilmaz, perusahaan senjata asal Turki, juga menegaskan komitmennya untuk mendukung sistem pertahanan Indonesia melalui kemitraan jangka panjang.

Indo Defence 2025, dengan tema "Defence Innovation for Global Peace and Stability", diikuti oleh 1.180 peserta ekshibisi dari 42 negara. Acara dua tahunan ini menjadi ajang penting untuk menjalin kemitraan dan pertukaran pengetahuan di bidang teknologi pertahanan dan keamanan.

Produk Unggulan yang Dipamerkan:

  • Mobil taktis MV3-EV "Pandu" (PT Pindad)

Peserta Pameran:

  • PT Pindad
  • UNAC (Perancis)
  • ISR (Amerika Serikat)
  • Sarsilmaz (Turki)

Tujuan Utama Peserta:

  • Menjajaki kerja sama baru
  • Memperkuat rantai pasok
  • Memperluas jaringan bisnis di Asia Tenggara
  • Mendukung sistem pertahanan Indonesia