Antisipasi Dampak Penutupan Wayag, Kemenparekraf Jamin Pariwisata Raja Ampat Tetap Kondusif
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memberikan respons terkait penutupan sementara akses wisatawan ke Pulau Wayag, salah satu ikon wisata di Raja Ampat, Papua Barat Daya. Penutupan ini dipicu oleh aksi masyarakat setempat sebagai tindak lanjut dari pencabutan Izin Usaha Pertambangan (IUP) beberapa perusahaan tambang nikel di wilayah tersebut.
Kemenparekraf menegaskan komitmennya untuk memastikan kegiatan pariwisata di Raja Ampat tetap berjalan dengan aman dan terkendali. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Widiyanti Putri Wardhana, menyampaikan bahwa keselamatan dan kenyamanan wisatawan merupakan prioritas utama dalam pengelolaan seluruh destinasi wisata nasional, termasuk Raja Ampat.
Kemenparekraf telah menjalin koordinasi intensif dengan berbagai pihak terkait, termasuk Kementerian Dalam Negeri, aparat keamanan, dan tokoh masyarakat lokal. Koordinasi ini bertujuan untuk memperkuat sinergi lintas sektoral dalam menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan Raja Ampat. Kemendagri, dalam koordinasi tersebut, telah menginstruksikan Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya dan Pemerintah Kabupaten Raja Ampat untuk memastikan kolaborasi yang solid antara seluruh lembaga dan masyarakat dalam melindungi wisatawan dari potensi gangguan.
"Kementerian Pariwisata terus memantau perkembangan situasi secara seksama dan siap mengambil langkah-langkah adaptif untuk mendukung masyarakat lokal, agar tetap menjadi pilar utama dalam pembangunan pariwisata yang berdaya tahan dan inklusif. Jadi, wisatawan tetap aman berkunjung ke Raja Ampat," ujar Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana.
Raja Ampat, yang merupakan salah satu Destinasi Pariwisata Nasional Prioritas dan bagian dari UNESCO Global Geoparks (UGGp), tengah dipersiapkan sebagai model High Quality Sustainable Tourism. Pemerintah tengah menyusun arah kebijakan jangka panjang melalui Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2024 tentang Rancangan Induk Destinasi Pariwisata Nasional (RIDPN) Raja Ampat, yang menekankan pengembangan pariwisata secara berkelanjutan dan terintegrasi, dengan menyeimbangkan aspek ekologi, ekonomi, dan sosial budaya.
Widiyanti menambahkan, wisatawan masih dapat menikmati keindahan Raja Ampat di luar Wayag dan Batangpele. Pulau-pulau lain dan spot diving populer seperti Manta Point, Cross Wreck, Cape Kri, dan Blue Magic tetap terbuka untuk dieksplorasi.
Pemerintah mengajak seluruh pemangku kepentingan, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan dan reputasi Raja Ampat sebagai destinasi wisata unggulan Indonesia.
"Kami ingin menghadirkan pengalaman wisata yang aman, nyaman, dan berkelas dunia, serta memperkuat posisi Raja Ampat di mata wisatawan global," pungkas Widiyanti.
Bupati Raja Ampat, Orideko Burdam, sebelumnya mengumumkan penutupan sementara akses wisatawan ke Wayag sebagai respons terhadap aksi pemalangan oleh masyarakat. Penutupan ini merupakan langkah antisipasi untuk menjaga keselamatan wisatawan dan mencegah potensi konflik terkait dengan pencabutan IUP pertambangan nikel.