Eskalasi Konflik Iran-Israel Ancam Pasokan Energi Global, Indonesia Perlu Waspada
Kekhawatiran akan terganggunya rantai pasokan energi global, khususnya minyak bumi, mencuat seiring dengan potensi eskalasi konflik antara Iran dan Israel. Pengamat hubungan internasional dari Central Normal University, Syaifuddin Zuhri, menekankan bahwa dampak dari konflik yang berkepanjangan di kawasan Timur Tengah ini dapat dirasakan secara global, termasuk di Indonesia.
Menurut Zuhri, wilayah Teluk dan Timur Tengah merupakan produsen utama minyak dan energi dunia. Oleh karena itu, setiap instabilitas di kawasan tersebut berpotensi mengganggu kelancaran distribusi energi ke seluruh dunia. Kondisi ini diperburuk dengan ketidakpastian ekonomi global yang saat ini masih berlangsung, sehingga dampak yang ditimbulkan akan semakin signifikan.
"Jika perang ini terus berlanjut akan mengkhawatirkan dari rantai pasok energi global," ujar Zuhri, menyoroti potensi krisis energi yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi global dan nasional.
Menyikapi potensi ancaman ini, Zuhri mendesak pemerintah Indonesia untuk mengambil langkah antisipatif guna memitigasi dampak negatif dari konflik Iran-Israel. Salah satu langkah yang disarankan adalah dengan aktif berperan dalam forum multilateral, khususnya melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), untuk mendesak penghentian aksi-aksi yang dapat memperkeruh suasana.
"Sehingga Indonesia mendorong lewat jalur-jalur PBB maupun jalur multilateral yang lain untuk bisa menghentikan apa yang dilakukan Israel ke Iran kali ini," tegasnya.
Konflik antara Iran dan Israel kembali memanas setelah serangan yang dilancarkan Israel ke Teheran, ibu kota Iran, pada Jumat dini hari. Serangan tersebut dikabarkan menewaskan sejumlah tokoh penting, termasuk perwira tinggi Garda Revolusi Iran, Hoseiin Salami. Informasi ini juga dilaporkan oleh media-media Iran seperti IRNA dan Mehr.
Selain Salami, peneliti senior Middle East Institute, Charles Lister, juga menyebutkan bahwa Kepala Staf IRGC, Mayjen Mohammed Bagheri, turut menjadi korban dalam serangan tersebut. Sementara itu, Tasnim News melaporkan bahwa ilmuwan senior dalam pengembangan nuklir Iran, Mohammad Mahdi Tehranchi dan Fereydoon Abbasi, juga tewas dalam serangan yang sama.
Abbasi sendiri pernah menjabat sebagai Kepala Badan Tenaga Atom Iran, sementara Tehranchi merupakan rektor Universitas Islam Azad. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengakui bahwa negaranya telah menyerang sejumlah lokasi di Teheran, dengan alasan bahwa target-target tersebut merupakan kediaman para petinggi militer Iran.
Selain Teheran, Israel juga dilaporkan menyerang sejumlah lokasi di provinsi lain, termasuk Isfahan yang merupakan pusat pengembangan nuklir Iran. Ledakan juga dilaporkan terjadi di dekat reaktor nuklir Natanz, meningkatkan kekhawatiran akan potensi dampak yang lebih luas dari konflik ini.
Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu diperhatikan terkait dengan potensi dampak konflik Iran-Israel terhadap pasokan energi global:
- Gangguan Rantai Pasok: Konflik yang berkepanjangan dapat mengganggu produksi dan distribusi minyak dari wilayah Timur Tengah.
- Kenaikan Harga: Ketidakpastian pasokan dapat memicu kenaikan harga minyak dunia.
- Dampak Ekonomi: Kenaikan harga energi dapat mempengaruhi inflasi dan pertumbuhan ekonomi global, termasuk Indonesia.
Untuk itu pemerintah Indonesia perlu mengambil langkah-langkah antisipasi untuk mengurangi dampak negatif dari konflik Iran-Israel, di antaranya adalah:
- Diplomasi Aktif: Mendorong penyelesaian konflik melalui jalur diplomatik dan multilateral.
- Diversifikasi Pasokan: Mencari sumber-sumber energi alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada wilayah Timur Tengah.
- Efisiensi Energi: Mendorong penggunaan energi yang lebih efisien untuk mengurangi konsumsi energi.
Diharapkan dengan langkah-langkah antisipasi yang tepat, Indonesia dapat meminimalkan dampak negatif dari konflik Iran-Israel dan menjaga stabilitas ekonomi nasional.