Standar Baru SBTi: Produsen Otomotif Dikejar Target Kendaraan Rendah Emisi
Inisiatif Science Based Targets (SBTi), sebuah lembaga global yang fokus pada penetapan target pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) berbasis sains, kini memperbarui panduannya. Perubahan ini secara khusus menyasar para produsen otomotif yang ingin mendapatkan validasi ilmiah atas target iklim yang mereka tetapkan. Fokus utama revisi ini terletak pada peningkatan proporsi penjualan kendaraan rendah emisi dalam total penjualan.
Produsen otomotif kini dituntut untuk berkomitmen secara progresif dalam meningkatkan persentase penjualan kendaraan dengan emisi minimal. Definisi kendaraan "rendah emisi" menurut SBTi adalah kendaraan dengan intensitas emisi gas buang setidaknya 65% lebih rendah dibandingkan mobil konvensional yang menggunakan mesin pembakaran internal. Artinya, kendaraan listrik, hybrid, dan kendaraan yang menggunakan bahan bakar alternatif dengan emisi rendah akan menjadi kunci.
SBTi akan melakukan evaluasi terhadap target penjualan kendaraan rendah emisi ini dengan mempertimbangkan faktor geografis. Perusahaan yang beroperasi di negara-negara berpenghasilan tinggi seperti di Eropa dan Amerika Utara diharapkan untuk menetapkan target yang lebih ambisius. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa pasar di wilayah tersebut, termasuk Inggris, telah memiliki regulasi yang mendukung transisi ke kendaraan rendah emisi. Kebijakan pemerintah yang progresif ini mendorong produsen otomotif untuk menyesuaikan strategi bisnis mereka dengan target iklim nasional.
Selain itu, SBTi juga memperkenalkan metodologi yang lebih detail dan pembaruan data standar untuk membantu produsen mobil dalam menghitung emisi well-to-wake. Penghitungan well-to-wake mencakup seluruh siklus hidup energi, mulai dari ekstraksi bahan bakar hingga pembakaran di dalam kendaraan. Dengan memperhitungkan emisi secara lebih komprehensif, perusahaan dapat menetapkan dasar yang lebih akurat dan bermakna untuk target penjualan kendaraan rendah emisi. Hal ini akan meningkatkan efektivitas dan kredibilitas upaya dekarbonisasi mereka.
SBTi juga menyediakan panduan penghitungan emisi untuk tahapan lain dalam siklus hidup kendaraan, melampaui sekadar emisi well-to-wake. Langkah ini menunjukkan komitmen SBTi untuk mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam industri otomotif.
Menurut Karl Downey dari SBTi, pengurangan emisi karbon dari sektor transportasi darat merupakan komponen krusial dalam mengatasi krisis iklim global. Sektor transportasi darat diketahui menyumbang sekitar seperlima dari total emisi gas rumah kaca global. Oleh karena itu, transformasi sektor ini menuju mobilitas yang lebih berkelanjutan menjadi sangat penting.
Di sisi lain, SBTi juga mempertimbangkan untuk memberikan fleksibilitas terkait persyaratan ambisius pengurangan emisi Scope 3 sebesar 90% pada tahun 2050. Pertimbangan ini muncul setelah adanya masukan dari berbagai perusahaan yang merasa bahwa target tersebut sulit dicapai, terutama bagi perusahaan yang lebih kecil atau yang sedang dalam fase pertumbuhan. Perusahaan yang lebih besar juga menghadapi tantangan terkait akses terhadap teknologi dan energi bersih di seluruh rantai pasok global mereka.
Sebagai respons terhadap masukan ini, SBTi berencana untuk menerapkan standar yang lebih fleksibel dalam persyaratan target iklimnya. Perusahaan besar dan yang beroperasi di negara-negara kaya akan tetap diharapkan untuk memenuhi persyaratan yang ketat. Sementara itu, perusahaan yang lebih kecil atau yang beroperasi di negara-negara berpenghasilan rendah akan diberikan kelonggaran atau persyaratan yang lebih adaptif. Selain itu, SBTi akan memberlakukan aturan baru yang mengharuskan perusahaan untuk menetapkan target pengurangan emisi Scope 1 yang lebih ambisius jika mereka gagal mencapai target jangka pendek yang telah ditetapkan. Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa perusahaan tetap bertanggung jawab atas komitmen pengurangan emisi mereka.