Serangan Balasan Israel Picu Kekacauan Penerbangan Global, Iran Tangguhkan Seluruh Rute
Gelombang pembatalan dan pengalihan penerbangan melanda industri penerbangan global setelah serangan balasan Israel ke wilayah Iran. Imbas dari situasi geopolitik yang memanas ini, Iran mengambil langkah drastis dengan menangguhkan seluruh penerbangan domestik dan internasional hingga waktu yang belum ditentukan.
Serangan yang dilaporkan menyasar sejumlah kota di Iran, termasuk Tabriz, Kermanshah, Hamedan, Qasr-e Shirin, dan Kangavar, telah memicu penutupan wilayah udara oleh beberapa negara di kawasan tersebut. Israel, Iran, Irak, Yordania, dan Suriah memberlakukan pembatasan wilayah udara mereka sebagai respons terhadap eskalasi konflik.
Sejumlah maskapai penerbangan internasional terpukul akibat situasi ini. Air India terpaksa memutarbalikkan penerbangan New Delhi-Wina dan Mumbai-London yang sedang menuju wilayah udara Iran. Maskapai ini juga mengalihkan atau membatalkan 16 penerbangan lainnya antara India dan London serta kota-kota di Kanada dan Amerika Serikat. Emirates, maskapai penerbangan terbesar di Timur Tengah, membatalkan penerbangan ke dan dari Irak, Yordania, Lebanon, dan Iran. Qatar Airways juga mengikuti langkah serupa dengan menangguhkan sementara penerbangan ke Iran dan Irak.
- Air India: Memutarbalikkan dan membatalkan sejumlah penerbangan.
- Emirates: Membatalkan penerbangan ke dan dari Irak, Yordania, Lebanon, dan Iran.
- Qatar Airways: Menangguhkan sementara penerbangan ke Iran dan Irak.
- Air France: Menangguhkan penerbangan ke dan dari Tel Aviv.
- Lufthansa Group: Menangguhkan penerbangan ke dan dari Teheran dan Tel Aviv.
- Swiss International Air Lines: Menangguhkan penerbangan ke Tel Aviv dan Beirut.
Air France mengumumkan penangguhan penerbangan ke dan dari Tel Aviv hingga pemberitahuan lebih lanjut, sambil terus memantau situasi di Timur Tengah. Keselamatan penumpang dan awak menjadi prioritas utama maskapai penerbangan Prancis tersebut.
Pihak berwenang Rusia, Rosaviatsiya, menginstruksikan maskapai penerbangan Rusia untuk menghindari wilayah udara Israel, Yordania, Irak, dan Iran, serta tidak menggunakan bandara di kedua negara tersebut. Pembatasan ini dijadwalkan berlaku hingga 26 Juni atau hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Grup maskapai penerbangan Jerman, Lufthansa, memperpanjang penangguhan penerbangan ke dan dari Teheran hingga 31 Juli, serta memperpanjang penangguhan penerbangan ke Tel Aviv untuk periode yang sama. Maskapai penerbangan Swiss, yang dimiliki oleh Lufthansa, menangguhkan penerbangan ke Tel Aviv hingga 25 Oktober dan penerbangan ke Beirut hingga akhir Juli.
Di Uni Emirat Arab, bandara Abu Dhabi mengeluarkan peringatan tentang potensi gangguan penerbangan, sementara bandara Dubai mengumumkan penundaan dan pembatalan penerbangan akibat penutupan wilayah udara di Iran, Irak, dan Suriah. Situasi ini terus berkembang dan berdampak signifikan pada jadwal penerbangan global, menyebabkan ketidakpastian bagi para penumpang dan maskapai penerbangan di seluruh dunia.