Aksi Mogok Makan Dosen UKSW Berlanjut, Belum Ada Tanggapan dari Pihak Rektorat
Aksi mogok makan yang dilakukan oleh R.E.S Fobia, seorang dosen Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, memasuki hari keempat. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kurangnya komunikasi dari pihak rektorat terkait berbagai isu yang dihadapi oleh sivitas akademika, serta dugaan adanya sejumlah kasus di lingkungan kampus.
Menurut pantauan, dosen yang akrab disapa Res ini memulai aksinya sejak Selasa (10/6/2025) malam. Selama melakukan mogok makan, Res memilih untuk berada di depan kampus UKSW yang terletak di Jalan Diponegoro, Salatiga. Sebuah tenda didirikan dan tikar digelar sebagai tempatnya beristirahat. Meskipun melakukan aksi seorang diri, lokasi tersebut ramai dikunjungi oleh mahasiswa dan dosen UKSW yang memberikan dukungan moral.
"Kondisi kesehatan saya baik dan stabil. Kemarin ada tim kesehatan yang memeriksa. Tensi saya agak naik, tapi masih terhitung normal," ujar Res pada Jumat (13/6/2025).
Res mengungkapkan bahwa sejak memulai aksi mogok makan, belum ada satupun pimpinan dari rektorat UKSW yang menemuinya. Meskipun demikian, ia menerima kunjungan dari pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana (YPTKSW) yang mengantarkan undangan untuk pertemuan pada Senin (16/6/2025).
Ketika ditanya mengenai sampai kapan ia akan melanjutkan aksi mogok makan, Res menyatakan bahwa ia akan terus melakukannya sampai ada kejelasan dari pihak rektorat.
"Sampai saat ini tidak ada komunikasi dengan rektorat. Karena itu, tuntutan saya belum ada kepastian jawabannya," paparnya.
"Selama belum ada penyelesaian, maka saya akan melanjutkan aksi ini. Karena selama ini dibiarkan, maka akan tetap ada pelanggaran-pelanggaran di kampus ini," tegas Res.
Ketua Senat UKSW, Prof. Apriani Dorkas Rambu Atahau, saat dihubungi, menyatakan bahwa belum ada pernyataan resmi dari Senat terkait aksi yang dilakukan oleh R.E.S Fobia. Sementara itu, Rektor UKSW, Prof. Intyas Utami, belum memberikan respons saat dihubungi.
Alasan utama Res melakukan aksi mogok makan adalah karena kurangnya komunikasi yang efektif dari pihak rektorat untuk menyelesaikan berbagai kebutuhan sivitas akademika, serta dugaan kasus-kasus tertentu yang terjadi di UKSW. Ada beberapa tuntutan khusus yang ingin disampaikan Res melalui aksinya, antara lain:
- Mencabut dan menghentikan informasi yang tidak benar dan menyesatkan tentang dirinya, khususnya terkait tuduhan mangkir atau meninggalkan tugas.
- Menyelesaikan tanggung jawab pembayaran hak atas gaji dan tunjangannya yang belum dibayarkan sejak November 2024 hingga Juni 2025.
- Melakukan evaluasi yang mendalam, teliti, lengkap, dan bermanfaat atas kinerja kepemimpinan Rektorat UKSW.
- Mengembalikan UKSW pada motto takut akan Tuhan, nilai-nilai UKSW, dan nilai-nilai Pancasila.