Indonesia dan Jepang Pererat Kemitraan Ekonomi Melalui Penandatanganan MoU Senilai 200 Juta Dolar AS
Jakarta, Indonesia – Indonesia dan Jepang telah memperkuat hubungan ekonomi mereka melalui penandatanganan serangkaian nota kesepahaman (MoU) dengan nilai total mencapai 200,8 juta dolar AS. Kesepakatan ini dicapai dalam Forum Bisnis Indonesia-Jepang, yang menjadi platform penting untuk menjajaki peluang kolaborasi dan investasi antara kedua negara.
Delegasi Indonesia, yang dipimpin oleh Wakil Menteri Perdagangan, berhasil mengamankan 13 perjanjian kerja sama yang mencakup berbagai sektor strategis. Produk-produk yang termasuk dalam kesepakatan ini meliputi:
- Kertas
- Pelet Kayu
- Produk boga bahari (seafood)
- Cokelat
- Dekorasi Rotan
- Furnitur Kayu
- Biji Kopi
- Arang Kayu
- Tenaga Kerja
- Pengembangan Bisnis Biomassa
Wakil Menteri Perdagangan menekankan pentingnya kemitraan yang saling menguntungkan antara Indonesia dan Jepang. Beliau menyoroti ketahanan ekonomi Indonesia, yang tercermin dalam pertumbuhan ekonomi sebesar 4,87 persen pada kuartal I-2025 dan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 4.900 dolar AS pada tahun 2024. Selain itu, realisasi investasi di Indonesia juga menunjukkan peningkatan yang signifikan sebesar 20,8 persen pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya.
Kinerja perdagangan bilateral antara Indonesia dan Jepang menawarkan peluang pasar yang besar untuk dikembangkan, khususnya di sektor-sektor potensial. Data menunjukkan bahwa ekspor nonmigas Indonesia ke Jepang mengalami tren positif sebesar 8,8 persen dalam lima tahun terakhir (2020-2024). Pada tahun 2024, ekspor utama Indonesia ke Jepang didominasi oleh batu bara (15,8 persen dari total ekspor Indonesia ke dunia), nikel (5,52 persen), dan konduktor elektrik (4,07 persen).
Sementara itu, impor nonmigas Indonesia dari Jepang juga mencatatkan tren positif sebesar 8,21 persen dalam periode yang sama. Impor utama Indonesia dari Jepang didominasi oleh produk logam (3,03 persen), kendaraan bermotor (2,9 persen), dan tembaga (2,81 persen).
Dalam forum tersebut, Indonesia menegaskan keterbukaannya terhadap kerja sama di sektor-sektor strategis, termasuk energi hijau (renewable energy) dan produk berkelanjutan (sustainable product). Dengan komitmen yang tinggi terhadap isu lingkungan, Indonesia berpotensi menjadi mitra penting bagi Jepang dalam menciptakan rantai pasok hijau dan mendorong transisi energi hijau di kawasan.
Sebelumnya, delegasi Indonesia juga melakukan pertemuan dengan berbagai pihak di Jepang, termasuk Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang; Japan-Indonesia Association (JAPINDA), ASEAN-Japan Centre (AJC), dan Chamber of Commerce and Industry (CCI) Jepang. Pertemuan ini membahas berbagai isu terkait tatanan ekonomi baru, pemanfaatan Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) oleh pelaku bisnis, dan kolaborasi dalam mempromosikan investasi dan perdagangan.
Sebagai bagian dari upaya mempererat hubungan antarkedua negara, Kementerian Perdagangan berpartisipasi dalam Paviliun Indonesia di Expo 2025 Osaka pada 9-15 Juni 2025. Partisipasi ini bertujuan untuk mempromosikan produk ekspor unggulan Indonesia kepada dunia.
Forum Bisnis Indonesia-Jepang dan partisipasi Indonesia di Expo 2025 Osaka merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk memperkuat kemitraan ekonomi antara kedua negara. Dengan tema “Strengthening Synergy: Unlocking Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement for Sustainable Trade in New Economy Era,” acara ini melibatkan 27 pelaku ekspor Indonesia dari berbagai sektor, seperti energi terbarukan, fesyen berkelanjutan, material konstruksi, serta produk makanan dan minuman.