Ketegangan Geopolitik Timur Tengah Memicu Aksi Jual di Pasar Saham Asia-Australia

Kekhawatiran akan eskalasi konflik antara Israel dan Iran telah mengguncang pasar saham di kawasan Asia-Australia pada perdagangan Jumat (13/6/2025), mendorong investor untuk melepas aset berisiko.

Sentimen negatif ini dipicu oleh laporan mengenai serangan Israel ke wilayah Iran, meningkatkan ketidakpastian global dan memicu aksi jual secara luas. Dampaknya terasa di berbagai bursa utama di kawasan tersebut.

  • Indonesia: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami tekanan jual sejak awal sesi perdagangan. Data dari RTI menunjukkan IHSG dibuka pada level 7.191,12 dan terus bergerak di zona merah sepanjang hari. Pada penutupan perdagangan, IHSG melemah 38,31 poin atau 0,53%, berakhir di posisi 7.166,07. Meskipun sempat menyentuh level tertinggi di 7.192.663, tekanan jual yang kuat menyeret IHSG ke level terendah 7.149.610.
  • Jepang: Nikkei 225, indeks acuan di Tokyo Stock Exchange, juga tidak luput dari dampak sentimen negatif. Mengutip laporan dari CNBC, Nikkei 225 ditutup melemah 0,89% pada level 37.834,25. Indeks Topix juga mengalami penurunan sebesar 0,95%, berakhir di 2.756,47.
  • Korea Selatan: Pasar saham Korea Selatan juga mengalami penurunan signifikan. Indeks Kospi tercatat turun 0,87% dan ditutup pada level 2.894,62. Sementara itu, indeks Kosdaq yang terdiri dari saham-saham perusahaan dengan kapitalisasi kecil, mengalami penurunan yang lebih dalam, yakni sebesar 2,61% menjadi 768,86.
  • Australia: S&P/ASX 200, indeks acuan di Australia, juga ditutup di zona merah. Indeks ini tercatat mengalami penurunan sebesar 0,21%, berakhir pada level 8.547,40.
  • Hong Kong: Hang Seng Index (HSI) di Hong Kong juga ikut melemah. HSI tercatat turun 0,59% menjadi 23.892,56 pada penutupan perdagangan.
  • China: CSI 300 yang mencakup 300 saham unggulan di bursa saham Shanghai dan Shenzhen, ditutup lebih rendah 0,72% pada 3.864,18.
  • India: Di India, indeks Nifty 50 mengalami penurunan sebesar 0,64%, sementara BSE Sensex turun 0,79% pada pukul 13.45 Waktu Standar India.

Secara keseluruhan, performa pasar saham di Asia-Australia pada hari Jumat (13/6/2025) mencerminkan kekhawatiran investor terhadap potensi dampak eskalasi konflik geopolitik di Timur Tengah terhadap stabilitas ekonomi global dan kinerja perusahaan-perusahaan di kawasan tersebut. Para analis pasar memperkirakan bahwa volatilitas pasar akan tetap tinggi selama ketidakpastian geopolitik terus berlanjut.