Ketegangan Geopolitik Timur Tengah Picu Lonjakan Harga Emas Global
Kekhawatiran akan konflik yang meningkat antara Israel dan Iran telah memicu lonjakan harga emas di pasar global. Emas, yang secara tradisional dianggap sebagai aset safe haven, mengalami peningkatan permintaan di tengah ketidakpastian geopolitik yang semakin intensif.
Kenaikan harga emas spot tercatat sebesar 1%, mencapai US$ 3.417,59 per ons pada pukul 08.03 GMT, setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak 22 April. Jika dikonversikan ke dalam mata uang Rupiah, harga tersebut setara dengan Rp 1,95 juta per gram (dengan asumsi kurs Rp 16.200). Secara kumulatif, harga emas batangan telah meningkat lebih dari 3,2% sepanjang minggu ini. Sementara itu, harga emas berjangka AS juga mengalami kenaikan sebesar 1%, mencapai $3.438,00 per ons.
Di dalam negeri, harga emas yang dijual oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam) juga mengalami kenaikan signifikan. Harga emas Antam saat ini mencapai Rp 1,95 juta, naik sebesar Rp 23 ribu dibandingkan hari sebelumnya.
Carsten Menke, seorang analis dari Julius Baer, menjelaskan bahwa eskalasi ketegangan di Timur Tengah menjadi faktor utama pendorong kenaikan harga emas. Investor cenderung mencari aset yang aman di tengah ketidakpastian global, dan emas menjadi pilihan utama.
Menke memperingatkan bahwa kenaikan harga emas saat ini mungkin bersifat sementara. Volatilitas yang tinggi di pasar membuat sulit untuk memprediksi apakah lonjakan ini akan berkelanjutan. Potensi gangguan pasokan minyak akibat konflik yang meluas dapat semakin mendorong harga emas lebih tinggi.
Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi harga emas:
- Ketidakpastian Geopolitik: Konflik dan ketegangan antar negara mendorong investor untuk mencari aset yang aman seperti emas.
- Suku Bunga: Emas cenderung berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah karena biaya peluang untuk memegang emas menjadi lebih rendah.
- Inflasi: Emas sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, sehingga permintaannya meningkat saat inflasi tinggi.
- Nilai Tukar Dolar AS: Harga emas seringkali berbanding terbalik dengan nilai tukar Dolar AS. Ketika Dolar AS melemah, harga emas cenderung naik, dan sebaliknya.
- Permintaan dan Penawaran: Hukum dasar ekonomi ini juga berlaku untuk emas. Peningkatan permintaan dan/atau penurunan penawaran akan mendorong harga emas lebih tinggi.
Perlu diingat bahwa investasi emas memiliki risiko, dan investor harus mempertimbangkan faktor-faktor tersebut sebelum membuat keputusan investasi.