Rano Karno Soroti Kebijakan Pembatasan AMDK di Bali: Setiap Daerah Punya Tantangan Berbeda
Rano Karno Bicara Soal Larangan AMDK di Bali: Konteks Lokal Penting
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, memberikan tanggapannya terkait kebijakan Pemerintah Provinsi Bali yang membatasi produksi air minum dalam kemasan (AMDK) berukuran di bawah satu liter. Pernyataan ini disampaikan saat kunjungan kerja Rano Karno di Gedung Kerthasabha, Rumah Jabatan Jayasabha, pada Jumat, 13 Juni 2025.
Rano Karno menekankan bahwa setiap provinsi di Indonesia memiliki karakteristik dan permasalahan unik yang tidak bisa digeneralisasi. Ia menyoroti bahwa kondisi geografis dan lingkungan Bali yang terbatas menjadi pertimbangan penting dalam pengambilan kebijakan tersebut. Kekhawatiran akan penumpukan sampah plastik yang sulit terurai menjadi salah satu alasan utama di balik kebijakan pembatasan AMDK.
"Setiap provinsi memiliki problematik masing-masing, tidak mungkin disamakan dengan wilayah lain. Bali ini kan terbatas, Anda bisa bayangkan kalau plastik dibuang sembarangan sampai gak bisa diurai," ujar Rano Karno, menyoroti urgensi penanganan sampah di Pulau Dewata.
Lebih lanjut, Rano Karno mengakui bahwa kebijakan yang berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat, seperti pelarangan AMDK, seringkali membuat pemimpin menjadi tidak populer. Ia mengaitkan hal ini dengan pengalamannya sendiri di Jakarta, di mana ia pernah menerapkan aturan mengenai larangan merokok di tempat-tempat tertentu. Menurutnya, kunci utama adalah mengatur, bukan melarang secara total.
"Saya dulu perokok tapi sudah berhenti 20 tahun. Boleh merokok tapi ada tempatnya jadi mengatur bukan melarang," jelasnya.
Rano Karno juga menyinggung masalah sampah secara nasional. Ia menyebutkan bahwa Jakarta telah berupaya mengatasi masalah sampah dengan berbagai sistem, meskipun banyak yang belum berhasil. Ia menilai bahwa pemilahan sampah dari sumbernya, yaitu rumah tangga, adalah solusi terbaik, namun menghadapi tantangan tersendiri.
"Kita terus trial error-nya masih tinggi memang yang paling bagus adalah memilah dari rumah cuma problem dengan luar sampah luar beda dengan kita. Kalau kita kan sayuran, di sana makan salad bukan kangkung kacang panjang jadi milahnya banyak makan waktu," pungkasnya, menggambarkan perbedaan jenis sampah dan pola konsumsi yang mempengaruhi efektivitas pemilahan sampah.
Kebijakan pembatasan AMDK di Bali menuai pro dan kontra. Di satu sisi, kebijakan ini dipandang sebagai langkah positif untuk mengurangi sampah plastik dan menjaga kelestarian lingkungan. Di sisi lain, ada kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap industri AMDK dan ketersediaan air minum bagi wisatawan.