Misteri Gunung Lumpur Grobogan: Penjelasan Ilmiah di Balik Fenomena Alam Bledug Kramesan

Fenomena alam unik kembali menyita perhatian publik di Jawa Tengah, tepatnya di Dusun Medang, Sendangrejo, Ngaringan, Grobogan. Sebuah 'gunung' baru setinggi sekitar 25 meter muncul, memicu rasa ingin tahu dan perdebatan di kalangan warganet. Alih-alih aktivitas vulkanik konvensional, kemunculan 'gunung' ini ternyata berkaitan dengan fenomena geologi yang disebut mud volcano atau gunung lumpur, yang secara lokal dikenal sebagai Bledug Kramesan.

Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Muhammad Wafid, menjelaskan bahwa Bledug Kramesan adalah manifestasi dari mud diapir. Mud diapir sendiri terbentuk dari material lumpur yang lolos ke permukaan melalui celah-celah batuan atau struktur sesar. Lokasi geografis Grobogan, yang berada di dalam struktur geologi Pati Through, memainkan peran kunci dalam fenomena ini.

Pati Through, yang terbentuk pada periode Paleogen (65,5 juta - 23 juta tahun lalu), memungkinkan terjadinya pengendapan sedimen yang cepat dan tebal. Sedimen ini, seiring waktu terkubur dan terkompresi, membentuk mud diapir yang kaya akan material halus dan tidak terkonsolidasi. Material inilah yang kemudian mencari jalan keluar ke permukaan melalui rekahan dan struktur geologi yang ada.

Beberapa faktor lain juga berkontribusi pada pembentukan dan keluarnya mud diapir ke permukaan, antara lain:

  • Amblesan: Penurunan permukaan tanah yang dapat memicu pergerakan material di bawahnya.
  • Kecepatan Pengendapan: Laju pengendapan sedimen yang tinggi dapat menyebabkan tekanan yang besar pada lapisan di bawahnya.
  • Lapisan Plastis: Keberadaan lapisan batuan yang bersifat plastis atau mudah berubah bentuk.
  • Overpressure: Tekanan fluida yang berlebihan di dalam lapisan batuan.
  • Under-compacted: Kurangnya pemadatan sedimen.
  • Potensi Hidrokarbon: Keberadaan hidrokarbon di dalam lapisan batuan.
  • Produksi Air Diagenetic: Air yang dihasilkan dari proses kimiawi di dalam batuan.
  • Tektonik Kompresi: Gaya tektonik yang menekan lapisan batuan.
  • Gradien Panas Bumi: Perbedaan suhu yang signifikan di dalam bumi.

Secara struktur geologi, area Bledug Kramesan tidak menunjukkan banyak patahan atau kelurusan, karena sifat material lumpur yang plastis. Namun, terdapat struktur antiklin (lipatan batuan cembung ke atas) dengan sumbu relatif barat daya-timur laut.

Menariknya, aktivitas seismik seperti gempa bumi juga dapat memicu kemunculan Bledug Kramesan. Peningkatan aktivitas semburan lumpur tercatat setelah gempa Bawean pada 22 Maret 2024. Gempa tersebut diduga memicu gejolak lumpur dan membuka jalan bagi lumpur untuk keluar melalui rekahan yang terbentuk.

Wafid menekankan bahwa fenomena Bledug Kramesan bukanlah hal baru. Catatan sejarah dari kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah telah menyebutkan keberadaan fenomena serupa. Keberadaan Bledug Kuwu, gunung lumpur yang sudah dikenal luas, juga menunjukkan bahwa fenomena ini merupakan bagian dari lanskap geologi Grobogan. Masyarakat diharapkan tidak panik dan memahami bahwa ini adalah fenomena alam yang dapat dijelaskan secara ilmiah.