Presiden Prabowo Jalin Komunikasi Intensif dengan Presiden Trump, Bahas Penguatan Kemitraan dan Isu Tarif

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menerima panggilan telepon dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada Kamis malam, 12 Juni 2025. Informasi ini dikonfirmasi melalui unggahan di akun Instagram resmi Sekretariat Kabinet pada hari berikutnya.

Dalam percakapan yang berlangsung selama kurang lebih 15 menit, kedua pemimpin negara bertukar kabar mengenai situasi terkini di negara masing-masing. Presiden Prabowo menyampaikan ucapan selamat kepada Donald Trump atas keberhasilannya terpilih kembali sebagai Presiden AS. Presiden Trump pun memberikan ucapan selamat kepada Prabowo atas pelantikannya sebagai Presiden ke-8 Republik Indonesia.

Fokus utama percakapan tersebut adalah komitmen bersama untuk mempererat kerja sama bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat. Kedua pemimpin menekankan pentingnya stabilitas dan perdamaian global, serta peran kedua negara dalam mewujudkannya. Komunikasi ini terjadi di tengah berlangsungnya negosiasi mengenai tarif resiprokal antara kedua negara.

Negosiasi tarif antara Indonesia dan Amerika Serikat saat ini memasuki putaran kedua. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, sebelumnya menyatakan bahwa putaran pertama telah berhasil diselesaikan. Dalam putaran pertama tersebut, berbagai isu penting dibahas, meliputi:

  • Tarif impor Amerika Serikat
  • Hambatan non-tarif
  • Perdagangan digital
  • Ketahanan ekonomi

Dokumen lengkap hasil negosiasi putaran pertama telah diserahkan kepada Jamieson Greer dari United States Trade Representative (USTR). Pemerintah AS akan menggunakan dokumen tersebut sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan tarif resiprokal terhadap Indonesia.

"Putaran kedua akan segera dilaksanakan minggu depan. Delegasi Indonesia akan mengirim tim ke Washington untuk melanjutkan negosiasi," ujar Airlangga Hartarto dalam konferensi pers virtual pada tanggal 4 Juni 2025.

Airlangga Hartarto menekankan bahwa kepentingan nasional menjadi prioritas utama dalam setiap tahapan negosiasi. Pemerintah Indonesia berharap bahwa hasil negosiasi akan memberikan dampak positif terhadap perdagangan Indonesia di pasar global, termasuk Amerika Serikat.

Sebelumnya, delegasi tingkat tinggi yang terdiri dari tiga menteri telah dikirim ke Washington DC untuk melakukan negosiasi terkait kebijakan tarif 32 persen yang diterapkan oleh Amerika Serikat. Delegasi tersebut terdiri dari Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Mereka didampingi oleh wakil menteri dan pejabat terkait.

Selama kunjungan tersebut, delegasi Indonesia mengadakan pertemuan dengan perwakilan dari USTR, Kementerian Perdagangan AS, Kementerian Luar Negeri AS, dan Kementerian Keuangan AS. Indonesia menjadi negara pertama yang memperoleh kesempatan untuk melakukan negosiasi langsung terkait kebijakan tarif perdagangan di Washington DC.

Pemerintah Indonesia telah menyiapkan serangkaian usulan yang telah dikoordinasikan dengan berbagai kementerian dan lembaga terkait, dengan tujuan untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan bagi kedua negara.