Perjuangan Gigih: Anak Penjaga Warung Raih Mimpi Kuliah Gratis di UGM
Mimpi yang Terwujud: Febiyanti Nur Mahmudah dan Gerbang UGM
Universitas Gadjah Mada (UGM), sebuah institusi pendidikan tinggi yang menjadi dambaan banyak anak muda Indonesia, telah membuka pintunya bagi Febiyanti Nur Mahmudah. Gadis berusia 18 tahun asal Sidoagung, Godean, Sleman, Yogyakarta ini berhasil mewujudkan mimpinya untuk berkuliah di UGM melalui Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Kisah Febi, sapaan akrabnya, adalah cerminan dari perjuangan, ketekunan, dan semangat pantang menyerah.
Latar belakang keluarga yang sederhana tidak menghalangi Febi untuk meraih cita-citanya. Sejak ayahnya meninggal dunia, ibunya, Siti Sofariyatun, menjadi tulang punggung keluarga dengan berjualan di warung kelontong. Penghasilan yang tidak seberapa harus mencukupi kebutuhan sehari-hari dan pendidikan keempat anaknya. Kondisi ini memacu Febi untuk belajar lebih giat dan membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah penghalang untuk meraih kesuksesan.
Belajar Mandiri dan Menjaga Prestasi
Febi menyadari bahwa untuk bersaing dengan siswa lain, ia harus belajar secara mandiri tanpa mengikuti bimbingan belajar (bimbel). Ia memanfaatkan berbagai sumber belajar yang tersedia, seperti buku pelajaran, internet, dan diskusi dengan teman-temannya. Selain itu, Febi juga aktif mengikuti kegiatan organisasi di sekolah, seperti OSIS, Peleton Inti, panitia teater, kegiatan sosial, hingga classmeeting. Keaktifannya dalam kegiatan ekstrakurikuler tidak membuatnya mengabaikan prestasi akademiknya. Ia selalu berusaha mempertahankan posisinya di lima besar siswa berprestasi di sekolahnya. Kerja kerasnya membuahkan hasil ketika ia berhasil menduduki peringkat 7 siswa eligible SNBP.
"Kebetulan saya memang suka belajar dan memasak. Walau uang saku saya hanya Rp 5.000 sampai Rp 7.000 per hari, saya selalu berusaha mengatur sebaik mungkin. Biasanya saya diantar ibu naik motor ke sekolah, pulangnya naik TransJogja," ungkap Febi.
Dukungan Ibu dan Pembebasan UKT
Siti Sofariyatun, sang ibu, selalu memberikan dukungan penuh kepada Febi. Ia rela bekerja keras demi memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya. Siti sangat bangga dengan Febi yang selalu berprestasi sejak SD. Kebahagiaan Siti semakin bertambah ketika Febi diterima di program studi Politik dan Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM.
Febi memilih jurusan Politik dan Pemerintahan karena memiliki ketertarikan yang besar terhadap isu-isu sosial dan politik. Ia ingin berperan aktif dalam masyarakat dan ikut berkontribusi dalam membuat perubahan melalui jalur kebijakan atau pendidikan.
Kabar baik lainnya datang ketika Febi mendapatkan beasiswa penuh sehingga ia dibebaskan dari Uang Kuliah Tunggal (UKT). Hal ini tentu saja sangat melegakan bagi Febi dan ibunya. Dengan penghasilan yang pas-pasan, Siti merasa sangat terbantu dengan adanya beasiswa tersebut. Ia tidak perlu lagi khawatir memikirkan biaya kuliah Febi.
"Saya cuma bisa mendoakan agar dia tetap semangat dan tidak menyerah. Saya tahu dunia kuliah tidak mudah, tapi saya percaya dia bisa," tutur Siti dengan mata berkaca-kaca.
Semangat Pantang Menyerah
Febi bertekad untuk terus bersemangat dalam menjalani perkuliahan. Ia ingin membuktikan bahwa anak dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi juga mampu meraih cita-cita. Kisah Febi adalah inspirasi bagi banyak anak muda Indonesia untuk tidak menyerah pada keadaan dan terus berjuang meraih mimpi.
Febi berharap kisahnya dapat menginspirasi anak-anak muda lainnya untuk terus berjuang meraih mimpi, tidak peduli latar belakang ekonomi keluarga. Ia percaya bahwa dengan kerja keras, ketekunan, dan semangat pantang menyerah, semua orang dapat mencapai kesuksesan.