Batasan Jalan Kaki: Siapa Saja yang Perlu Waspada?

Demam hot girl walk dan urban hiking tengah melanda media sosial. Aktivitas jalan kaki, yang dipopulerkan melalui platform seperti TikTok, digandrungi banyak orang. Namun, di balik manfaatnya, ada kelompok individu yang perlu membatasi aktivitas ini.

Jalan kaki memang menawarkan segudang manfaat kesehatan. Studi menunjukkan, semakin banyak langkah yang ditempuh setiap hari, semakin rendah risiko kematian akibat berbagai penyebab. Jalan kaki juga membantu menjaga kesehatan jantung dan mengurangi risiko diabetes tipe 2.

Meski demikian, para ahli mengingatkan bahwa jalan kaki, seperti aktivitas fisik lainnya, memiliki batas ideal. Terlalu memaksakan diri dapat menimbulkan masalah kesehatan tertentu.

Lantas, siapa saja yang perlu berhati-hati dalam melakukan aktivitas jalan kaki?

Kelompok yang Perlu Waspada

  • Pengidap masalah jantung dan paru-paru: Orang dengan kondisi seperti hipertensi dan penyakit jantung harus lebih waspada. Jalan kaki dapat meningkatkan detak jantung, yang berpotensi membahayakan kelompok ini. Konsultasi dengan dokter sebelum memulai program latihan jalan kaki sangat disarankan.
  • Pengidap masalah otot dan sendi kaki: Kondisi seperti radang sendi lutut dapat diperburuk oleh aktivitas jalan kaki yang berlebihan. Penggunaan sepatu yang tepat dan berkualitas dapat membantu mengurangi risiko nyeri.
  • Penderita penyakit pernapasan: Individu dengan asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) sebaiknya tidak memaksakan diri berjalan terlalu jauh.
  • Lansia: Risiko jatuh menjadi perhatian utama pada lansia. Mereka harus menghindari kelelahan berlebihan untuk mencegah kecelakaan.

Mengenali Batas Tubuh

Berjalan kaki seharusnya menyegarkan, bukan menyebabkan cedera. Cedera akibat penggunaan berlebihan terjadi ketika gerakan diulang terus-menerus hingga melukai ligamen, tendon, atau otot.

Perhatikan tanda-tanda berikut:

  • Nyeri pada persendian
  • Tubuh terasa kaku
  • Sensasi tidak biasa pada sendi
  • Gangguan tidur
  • Perubahan suasana hati (mudah marah atau cemas)
  • Peningkatan detak jantung saat istirahat

Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, kurangi jarak tempuh atau beristirahatlah. Konsultasikan dengan dokter jika rasa sakit tidak membaik atau kembali muncul setelah istirahat. Penting untuk mendengarkan tubuh dan tidak memaksakan diri demi menghindari masalah kesehatan yang lebih serius.