Gejolak Timur Tengah dan Data Ekonomi AS Picu Lonjakan Harga Emas di Pasar Global

Harga Emas Sentuh Level Tertinggi dalam Sepekan Akibat Ketegangan Geopolitik dan Ekspektasi Penurunan Suku Bunga

Perdagangan emas global pada hari Kamis (12/6/2025) menyaksikan lonjakan harga yang signifikan, mencapai level tertinggi dalam satu minggu terakhir. Kenaikan ini dipicu oleh kombinasi faktor, yaitu meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah dan rilis data ekonomi Amerika Serikat yang lebih lemah dari perkiraan. Kondisi ini semakin memperkuat spekulasi pasar mengenai potensi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed).

Harga emas spot mengalami kenaikan sebesar 0,9 persen, mencapai angka 3.383,22 dollar AS per ons. Level ini merupakan yang tertinggi sejak tanggal 5 Juni 2025. Sementara itu, harga emas berjangka di Comex New York Exchange melonjak lebih tinggi lagi, dengan kenaikan sebesar 1,8 persen dan mencapai harga 3.402,4 dollar AS per ons.

Emas Sebagai Aset Safe Haven

Emas dikenal luas sebagai aset "safe haven", yang seringkali menjadi pilihan investasi yang menarik di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik. Situasi geopolitik yang memanas di Timur Tengah menjadi pendorong utama permintaan emas. Pernyataan Presiden AS Donald Trump tentang penarikan sebagian personel militer dari Timur Tengah, yang didasari oleh penilaian bahwa situasi di kawasan tersebut semakin berbahaya, turut memicu kekhawatiran investor.

Sebagai respons, Menteri Pertahanan Iran, Aziz Nasirzadeh, mengeluarkan peringatan keras bahwa Iran akan membalas setiap serangan dengan menargetkan pangkalan-pangkalan AS di wilayah tersebut. Retorika yang saling bertentangan ini meningkatkan risiko eskalasi konflik, sehingga mendorong investor untuk mencari perlindungan pada aset-aset yang dianggap aman seperti emas.

Dampak Data Ekonomi AS dan Ekspektasi Suku Bunga The Fed

Selain faktor geopolitik, data ekonomi AS yang kurang menggembirakan juga berperan dalam mendorong kenaikan harga emas. Jumlah klaim tunjangan pengangguran mingguan di AS tidak mengalami perubahan signifikan, mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja masih menghadapi tantangan. Kondisi ini memperkuat ekspektasi pasar bahwa The Fed akan segera mengambil langkah-langkah untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi, salah satunya melalui pemangkasan suku bunga.

Saat ini, pasar memperkirakan probabilitas sebesar 80 persen bahwa The Fed akan menurunkan suku bunganya pada bulan September, diikuti oleh penurunan suku bunga kedua pada bulan Oktober. Proyeksi ini lebih agresif dibandingkan perkiraan sebelumnya yang memprediksi penurunan suku bunga kedua baru akan terjadi pada bulan Desember. Perlu diketahui bahwa kebijakan suku bunga The Fed memiliki dampak signifikan terhadap pergerakan harga emas.

Ketika suku bunga tinggi, emas yang tidak memberikan imbal hasil cenderung kurang menarik dibandingkan dengan instrumen investasi lain seperti obligasi dan saham. Sebaliknya, ketika suku bunga rendah atau menurun, imbal hasil dari instrumen investasi lainnya juga ikut menurun, sehingga membuat emas menjadi pilihan investasi yang lebih menarik.

Analisis Teknikal dan Prospek Harga Emas

Menurut seorang analis pasar, jika harga emas berhasil menembus level 3.400 dollar AS, maka target resistensi selanjutnya berada di kisaran 3.417 dollar AS dan 3.431 dollar AS. Analis tersebut juga menyatakan bahwa kemungkinan harga emas akan mencapai level tertinggi sepanjang masa semakin terbuka lebar, mengingat sentimen pasar yang positif terhadap aset ini.

  • Daftar Faktor Pendorong Harga Emas:
    • Ketegangan Geopolitik di Timur Tengah
    • Data Ekonomi AS yang Lebih Lemah dari Perkiraan
    • Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
    • Peran Emas Sebagai Aset Safe Haven