Perjuangan Gigih Penggemar: Antara Mimpi Konser G-Dragon dan Kenyataan Pahit War Tiket

Antusiasme menyambut konser solo G-Dragon di Jakarta pada 26 Juli 2025 mendatang, berubah menjadi kekecewaan mendalam bagi sebagian penggemar yang gagal mendapatkan tiket melalui penjualan daring. Meskipun telah mempersiapkan diri dengan matang, strategi yang dirancang tak mampu menembus ketatnya persaingan.

Kisah pilu kegagalan war tiket ini diwarnai berbagai pengalaman pahit. Eureka Foury, seorang penggemar asal Jakarta, merasakan frustrasi mendalam ketika koneksi internet yang tidak stabil menghancurkan impiannya di detik-detik terakhir pembelian. "Kemarin pas presale membership aku hampir dapat, tapi sinyalnya kurang kuat, website-nya ke-reload, tinggal bayar, eh malah gagal," ungkap Eureka dengan nada kecewa.

Kegagalan ini membawa dampak yang signifikan bagi Eureka. "Perasaan aku masih campur aduk karena masih gagal. Nanti kalau sudah dapat, pasti senang banget," tambahnya, menggambarkan betapa besar harapannya untuk bisa menyaksikan penampilan idolanya.

Pengalaman serupa dialami Margaretha Putri, yang rela begadang demi mengikuti war tiket. Namun, usahanya sia-sia karena seluruh kategori tiket yang diincarnya ludes terjual. "Marah sih, capek banget. Dari kemarin malam aku sampai nggak bisa tidur, mulas," keluhnya.

Margaretha berharap pihak promotor dapat mempertimbangkan penambahan hari konser, mengingat besarnya basis penggemar G-Dragon di Indonesia. "Satu hari itu nggak cukup untuk Indonesia, fansnya banyak banget," ujarnya dengan nada memohon.

Annissa, seorang karyawan swasta asal Palmerah, Jakarta Pusat, juga tak luput dari kekecewaan. Ia bahkan melibatkan tiga temannya dan menggunakan delapan perangkat elektronik sekaligus untuk meningkatkan peluang keberhasilan. Sayangnya, usaha kolektif ini pun berujung pada kegagalan.

"Kita sudah masuk antrean, bisa ke list section, tapi cuma berapa detik saja sudah full booked semua," tutur Annissa, menggambarkan betapa cepatnya tiket konser ludes terjual.

Padahal, Annissa telah menabung sejak Januari dan mengalokasikan dana sebesar Rp 5 juta khusus untuk konser ini, termasuk untuk membeli lightstick seharga Rp 1 juta dan freebies yang ingin ia bagikan kepada penggemar lain. "Tapi malah tiketnya yang justru saya belum dapat sama sekali," imbuhnya dengan nada getir.

Tak hanya mengorbankan waktu dan tenaga, beberapa penggemar bahkan rela menyisihkan dana besar demi mewujudkan impian menonton langsung G-Dragon. Aqsannata, seorang penggemar asal Manado, menyiapkan anggaran hingga Rp 10 juta sebagai tabungan konser, namun tetap gagal mendapatkan tiket.

"Minta bantuan teman juga tadi. Sempat sudah masuk antrean, tapi statusnya full booked. Sempat muncul satu tiket, tapi butuhnya dua, jadinya nggak kebeli. Sampai akhirnya sold out," jelas Aqsannata.

Rahma, penggemar lainnya, berencana menggunakan kartu kredit untuk membeli tiket kategori CAT 4 yang harganya lebih terjangkau. Namun, nasib baik tak berpihak padanya. "Pas buka agak nunggu lama masuk antrean. Begitu sudah bisa masuk, beneran saja sudah sold out semua tiketnya," keluhnya.

Kisah-kisah ini menggambarkan betapa besar cinta dan dedikasi para penggemar G-Dragon di Indonesia. Di balik euforia konser yang dinanti-nantikan, tersimpan perjuangan dan kekecewaan mendalam bagi mereka yang gagal meraih tiket impian.