Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara di Marunda Dikeluhkan Warga Akibat Dampak Polusi dan Kesehatan
Warga Marunda Ujung, Cilincing, Jakarta Utara, kembali menyuarakan keluhan terkait aktivitas bongkar muat batu bara yang berlangsung di sebuah dermaga di dekat wilayah mereka. Aktivitas ini dinilai telah menyebabkan polusi udara dan pencemaran lingkungan yang signifikan, sehingga berdampak buruk pada kesehatan dan kualitas hidup masyarakat setempat.
Menurut penuturan warga, dermaga tempat bongkar muat batu bara tersebut berada di wilayah Bekasi, Jawa Barat, dengan jarak sekitar empat kilometer dari pesisir Marunda. Meskipun demikian, asap dan debu batu bara yang dihasilkan menyebar hingga ke Marunda Ujung, mengganggu aktivitas sehari-hari dan kesehatan warga. Salah seorang warga bernama Tono (48) menyampaikan harapan agar aktivitas bongkar muat batu bara dihentikan sepenuhnya. Ia menjelaskan bahwa keberadaan kapal-kapal yang sandar dan melakukan bongkar muat batu bara di tengah laut telah memberikan dampak negatif bagi masyarakat Marunda.
Warga lainnya, Abdullah (42), juga mengeluhkan dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas ini. Ia menuturkan bahwa asap dan kebisingan yang dihasilkan oleh bongkar muat batu bara sangat mengganggu. Abdullah menambahkan bahwa dampak asap batu bara semakin terasa ketika angin bertiup dari arah timur. Biasanya, asap hitam pekat muncul antara pukul 11.00 hingga 14.00 WIB, menyebabkan banyak warga mengalami sesak napas.
- Dampak Kesehatan dan Lingkungan
Warga Marunda melaporkan bahwa polusi batu bara telah menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti TBC, batuk, dan sesak napas. Selain itu, aktivitas bongkar muat batu bara juga membuat suhu udara di sekitar Marunda terasa lebih panas. Panas yang berasal dari batu bara, ditambah dengan terik matahari, seringkali terasa membakar kulit warga.
- Pengalaman Sebelumnya
Pada tahun 2022, warga Marunda juga pernah mengeluhkan polusi batu bara yang disebabkan oleh aktivitas bongkar muat di dermaga dekat Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda. Protes warga saat itu berhasil menghentikan aktivitas tersebut dan dermaga ditutup. Namun, pada tahun ini, aktivitas bongkar muat batu bara kembali dilakukan di dermaga yang berbeda, sehingga memicu kembali keluhan dari masyarakat.
Warga berharap pemerintah dan pihak terkait dapat segera mengambil tindakan tegas untuk menghentikan aktivitas bongkar muat batu bara ini dan mencari solusi yang lebih ramah lingkungan. Mereka juga menuntut adanya perhatian lebih terhadap kesehatan dan kualitas hidup masyarakat Marunda yang telah terdampak oleh polusi batu bara.