Investigasi Mendalam Jatuhnya Boeing 787 Dreamliner Air India: Cuaca Cerah, Penyebab Misterius

Tragedi menimpa penerbangan Air India 171 rute Ahmedabad, India. Pesawat Boeing 787 Dreamliner yang mengangkut 242 jiwa, termasuk puluhan warga negara Inggris, dilaporkan jatuh beberapa saat setelah lepas landas dari Bandara Internasional Sardar Vallabhbhai Patel. Rekaman visual yang beredar menunjukkan pesawat tersebut kehilangan ketinggian secara drastis sebelum menghantam area pemukiman padat dan meledak dahsyat.

Insiden ini memicu serangkaian spekulasi dari para ahli penerbangan. Mengingat kondisi cuaca yang relatif baik saat kejadian, muncul pertanyaan besar mengenai penyebab jatuhnya pesawat. Berbagai teori pun bermunculan, mulai dari masalah teknis hingga faktor eksternal yang tak terduga.

Berikut adalah beberapa poin yang menjadi sorotan dalam analisis awal:

  • Kondisi Cuaca: Berdasarkan laporan meteorologi, cuaca di sekitar bandara saat kejadian tergolong cerah dan stabil. Profesor Ilmu Atmosfer dari Universitas Reading, Paul Williams, menyatakan tidak ada indikasi adanya turbulensi atau fenomena cuaca ekstrem yang dapat menjadi penyebab kecelakaan.
  • Ketinggian Rendah: Profesor John McDermid dari Universitas York menyoroti fakta bahwa kecelakaan terjadi bahkan sebelum pesawat mencapai ketinggian 200 meter. Hal ini mengindikasikan adanya masalah krusial yang terjadi secara tiba-tiba, baik pada saat akhir proses lepas landas maupun sesaat setelahnya.
  • Kemungkinan Kerusakan Mesin: Letnan Kolonel John R. Davidson, seorang mantan pilot Angkatan Udara AS dan konsultan keselamatan penerbangan, berpendapat bahwa pesawat mungkin telah mencapai kecepatan yang diperlukan untuk lepas landas, namun gagal memperoleh ketinggian yang memadai. Skenario yang mungkin terjadi meliputi masalah pada sistem propulsi, kinerja mesin yang tidak optimal, berat pesawat yang melebihi batas, konfigurasi trim atau flap yang tidak tepat, atau bahkan kegagalan sistem yang lebih parah yang memengaruhi kemampuan pesawat untuk menanjak.
  • Faktor Eksternal: Meskipun kondisi cuaca relatif baik, kemungkinan adanya faktor eksternal seperti pergeseran angin yang tiba-tiba atau tabrakan dengan burung tidak dapat sepenuhnya dikesampingkan. Kapten Saurabh Bhatnagar, mantan pilot senior di India, menduga bahwa insiden ini mungkin disebabkan oleh serangkaian tabrakan dengan burung yang mengakibatkan hilangnya tenaga pada kedua mesin pesawat.
  • Usia Pesawat dan Pengalaman Pilot: Pakar penerbangan, Sanjay Lazar, mengungkapkan bahwa pesawat Dreamliner yang terlibat dalam kecelakaan ini baru berusia 11 tahun, sehingga kemungkinan adanya masalah teknis yang signifikan relatif kecil. Pesawat tersebut dikomandoi oleh Kapten Summeet Sabharwal, seorang pilot berpengalaman dengan lebih dari 8.200 jam terbang.

Investigasi mendalam dan komprehensif akan segera dilakukan untuk mengungkap penyebab pasti dari tragedi ini. Kotak hitam pesawat, yang berisi data penerbangan dan rekaman suara kokpit, akan menjadi kunci untuk memahami kronologi kejadian dan mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kecelakaan tersebut. Sementara itu, keluarga korban dan masyarakat luas menantikan jawaban yang pasti dan upaya untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.