Kemacetan Jakarta: Pakar Soroti Prioritas Transportasi Publik Dibanding AI

Jakarta terus bergulat dengan masalah kemacetan kronis, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Pemprov DKI) telah mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) sebagai solusi. Namun, para ahli transportasi berpendapat bahwa fokus utama seharusnya pada peningkatan dan perluasan transportasi publik.

Djoko Setijowarno, seorang pengamat transportasi, menyatakan bahwa meskipun AI dapat membantu dalam memantau dan mendeteksi kepadatan lalu lintas, teknologi ini tidak dapat menyelesaikan akar permasalahan kemacetan. Menurutnya, solusi jangka panjang terletak pada pengurangan penggunaan kendaraan pribadi dan peningkatan signifikan pada sistem transportasi publik.

"AI hanya alat bantu," ujar Djoko. "Yang terpenting adalah bagaimana kita menyediakan transportasi publik yang memadai dan mendorong masyarakat untuk beralih dari kendaraan pribadi."

Djoko menyoroti perlunya peningkatan konektivitas antara halte transportasi publik dan kawasan permukiman. Hal ini akan memudahkan masyarakat untuk mengakses transportasi umum dan mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi. Ia juga menekankan pentingnya penyesuaian tarif pada kebijakan jalan berbayar elektronik (ERP) agar lebih efektif dalam mengurangi volume kendaraan di jalan.

Senada dengan Djoko, Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (INSTRAN), Deddy Herlambang, mengingatkan bahwa teknologi bukanlah solusi ajaib. Ia menekankan bahwa penambahan armada transportasi umum tetap menjadi kunci utama dalam mengatasi kemacetan Jakarta.

"Solusi jangka panjang untuk mengurai kemacetan adalah dengan menambah angkutan umum massal, baik yang berbasis jalan maupun rel," kata Deddy.

Pernyataan para ahli ini muncul setelah Gubernur Jakarta, Pramono Anung, mengumumkan penerapan sistem Intelligent Traffic Control System (ITCS) yang berbasis AI oleh Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta. Sistem ini bertujuan untuk mengatur lalu lintas ibu kota secara lebih efisien.

Pramono mengungkapkan kepuasannya terhadap demonstrasi sistem ITCS, meskipun mengakui bahwa masih ada ruang untuk perbaikan. Namun, pandangan dari para ahli transportasi menunjukkan bahwa teknologi hanyalah bagian dari solusi yang lebih besar. Investasi yang signifikan dalam transportasi publik, diiringi dengan kebijakan yang mendorong peralihan dari kendaraan pribadi, tetap menjadi kunci untuk mengatasi kemacetan Jakarta secara berkelanjutan.

Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:

  • Peningkatan Transportasi Publik: Investasi dalam sistem transportasi publik yang terjangkau, andal, dan terintegrasi sangat penting.
  • Konektivitas: Meningkatkan konektivitas antara halte transportasi publik dan permukiman warga akan memudahkan akses dan mendorong penggunaan transportasi umum.
  • Kebijakan ERP: Penyesuaian tarif ERP yang strategis dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi pada jam-jam sibuk.
  • Integrasi AI: Memanfaatkan AI sebagai alat bantu untuk memantau lalu lintas dan mengoptimalkan rute transportasi publik.

Dengan pendekatan yang komprehensif, Jakarta dapat bergerak menuju sistem transportasi yang lebih berkelanjutan dan mengurangi dampak kemacetan pada kehidupan sehari-hari warga.