Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara di Marunda Dikeluhkan Warga Akibat Dugaan Pencemaran Laut dan Udara
Aktivitas bongkar muat batu bara curah di area perairan dekat Marunda Ujung, Cilincing, Jakarta Utara, menuai keluhan dari warga setempat. Mereka menduga kegiatan ini menjadi penyebab utama pencemaran air laut dan udara di wilayah tersebut.
Warga bernama Ganda (50) mengungkapkan kekhawatirannya terkait kualitas air laut yang memburuk. Ia mengatakan bahwa air laut di sekitar dermaga menjadi berminyak akibat aktivitas bongkar muat batu bara. Minyak tersebut diduga berasal dari kapal tongkang yang digunakan untuk mengangkut batu bara. Menurutnya, praktik pencucian tongkang di area tersebut memperparah kondisi pencemaran air.
"Kadar airnya jelek, kan enggak cuma polusi udara, tapi juga ke air (dampaknya)," ujar Ganda saat diwawancarai di lokasi, Kamis (11/6/2025).
Dari pantauan di lapangan, air laut di sekitar Marunda didominasi warna kehijauan. Namun, pada jarak sekitar tiga mil atau empat kilometer dari pesisir Marunda, warna air laut berubah menjadi kehitaman dan terdapat lapisan minyak di permukaan. Di area inilah aktivitas bongkar muat batu bara curah dilakukan.
Pencemaran air laut ini berdampak langsung pada mata pencaharian nelayan setempat. Tangkapan ikan mereka menurun drastis akibat kondisi perairan yang tercemar.
"Nangkap udang dapat setengah kilo aja udah hebat," keluh Ganda.
Oleh karena itu, Ganda berharap pemerintah dapat memberikan perhatian serius terhadap kondisi lingkungan laut di sekitar Cilincing dan Marunda.
Selain masalah pencemaran air, warga lainnya, Abdullah (42), mengeluhkan polusi udara yang disebabkan oleh asap hitam yang dihasilkan dari aktivitas bongkar muat batu bara. Asap tersebut mengganggu kenyamanan dan dikhawatirkan berdampak buruk bagi kesehatan warga.
"Asap berwarna hitam, dari pelabuhan itu ke arah sini. Cuma kan di sini, kita enggak menyadari bahwa kita menghirup asap," kata Abdullah.
Abdullah menjelaskan bahwa asap hitam tersebut biasanya terlihat antara pukul 11.00 hingga 14.00 WIB.
Sebelumnya, aktivitas serupa pernah dilakukan di dermaga dekat Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda pada tahun 2022. Namun, kegiatan tersebut diprotes warga karena debu batu bara yang beterbangan mencemari pemukiman mereka. Akibatnya, dermaga tersebut ditutup dan tidak lagi digunakan untuk bongkar muat batu bara.
Namun, belakangan ini, aktivitas bongkar muat batu bara kembali dilakukan di dermaga baru yang terletak di tengah laut, berbatasan dengan daerah Bekasi, Jawa Barat. Kondisi ini menyebabkan warga Marunda Ujung kini merasakan dampak negatif dari polusi batu bara tersebut.
Upaya konfirmasi telah dilakukan kepada Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup (Kasudin LH) Jakarta Utara, Edy Mulyanto, terkait keluhan warga mengenai pencemaran udara dari asap batu bara. Namun, hingga saat ini, belum ada tanggapan yang diberikan.