Warga Marunda Ujung Terpapar Asap Batu Bara: Keluhan Dampak Lingkungan Meningkat
Dampak Bongkar Muat Batu Bara di Marunda Ujung: Keluhan Warga Meningkat
Aktivitas bongkar muat batu bara di sekitar Marunda Ujung, Jakarta Utara, menjadi sorotan utama warga setempat akibat dampak lingkungan yang semakin mengkhawatirkan. Warga mengeluhkan paparan asap hitam yang dihasilkan dari proses bongkar muat batu bara di dermaga tengah laut. Mereka khawatir akan dampak buruknya terhadap kesehatan dan kualitas hidup mereka.
Menurut penuturan warga, asap hitam yang muncul dari aktivitas bongkar muat batu bara seringkali terjadi pada siang hari, terutama antara pukul 11.00 hingga 14.00 WIB. Kehadiran asap ini diperparah dengan terik matahari yang membuat suhu semakin meningkat dan menciptakan sensasi panas membakar pada kulit. Kondisi ini sangat mengganggu aktivitas sehari-hari warga, terutama mereka yang bekerja di luar ruangan.
Warga juga menyoroti keberadaan kapal tongkang pengangkut batu bara yang berlabuh di sekitar wilayah tersebut. Kapal-kapal ini membawa muatan batu bara dalam jumlah besar, yang semakin memperburuk kondisi lingkungan. Selain asap hitam, warga juga mengeluhkan polusi dan pencemaran yang semakin meningkat akibat aktivitas bongkar muat batu bara ini. Mereka merasa bahwa kualitas udara di sekitar Marunda Ujung semakin memburuk dan membahayakan kesehatan mereka.
Salah seorang warga bernama Tono (48) menjelaskan bahwa meskipun dermaga tempat bongkar muat batu bara secara administratif masuk wilayah Bekasi, Jawa Barat, namun dampaknya sangat dirasakan oleh warga Marunda Ujung, Jakarta Utara. Terutama saat angin bertiup dari arah timur, asap dan debu batu bara dapat dengan mudah terbawa ke wilayah Jakarta dan mencemari lingkungan sekitar.
Berikut adalah beberapa keluhan utama warga Marunda Ujung:
- Paparan asap hitam: Asap yang dihasilkan dari proses bongkar muat batu bara mencemari udara dan mengganggu kesehatan warga.
- Peningkatan suhu: Panas dari batu bara, ditambah dengan terik matahari, membuat lingkungan terasa semakin panas dan membakar kulit.
- Polusi dan pencemaran: Keberadaan kapal tongkang dan aktivitas bongkar muat batu bara menyebabkan peningkatan polusi dan pencemaran di wilayah tersebut.
Kasus ini bukan pertama kalinya terjadi di wilayah Marunda. Sebelumnya, pada tahun 2022, aktivitas bongkar muat batu bara curah pernah dilakukan di dermaga dekat Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda. Namun, kegiatan tersebut diprotes warga karena debu batu bara beterbangan ke pemukiman. Akibatnya, dermaga tersebut ditutup dan tidak lagi digunakan untuk bongkar muat batu bara.
Kini, aktivitas serupa kembali dilakukan di dermaga baru di tengah laut yang berbatasan dengan daerah Bekasi, Jawa Barat. Warga Marunda Ujung pun kembali merasakan dampak negatif dari polusi batu bara tersebut. Mereka berharap agar pemerintah dan pihak terkait dapat segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini dan melindungi kesehatan serta kualitas hidup warga Marunda Ujung.