Sinyal Positif bagi Perhotelan Aceh: Izin Acara di Hotel Dongkrak Optimisme Pemulihan
Industri perhotelan di Aceh menunjukkan geliat positif setelah Kementerian Dalam Negeri memberikan lampu hijau bagi pemerintah daerah untuk menyelenggarakan kegiatan di hotel. Kebijakan ini disambut baik oleh pelaku usaha perhotelan yang sebelumnya mengalami penurunan akibat pembatasan kegiatan dan efisiensi anggaran.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Aceh mengonfirmasi adanya peningkatan permintaan pemesanan kamar dan fasilitas hotel dari instansi pemerintah daerah. Meskipun belum sepenuhnya pulih seperti kondisi sebelum adanya pembatasan, tren ini menjadi angin segar bagi industri yang terdampak pandemi Covid-19 dan kebijakan efisiensi anggaran.
"Mulai terlihat tren yang membaik. Beberapa pesanan dari pemerintah daerah sudah mulai masuk. Akan tetapi, kondisinya belum normal seperti sebelum adanya aturan efisiensi anggaran diterapkan," ujar Reckyanto Mella, pengurus PHRI Aceh.
PHRI Aceh berharap pemerintah pusat, melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan kementerian, dapat turut serta memanfaatkan fasilitas hotel untuk kegiatan pemerintahan. Hal ini diharapkan dapat mempercepat laju pemulihan bisnis perhotelan dan restoran di seluruh Aceh.
"Harapan kami, pesanan dari kementerian juga segera menyusul dapat kami terima di Aceh. Sehingga bisnis hotel dapat pulih secara bertahap," imbuhnya.
Senada dengan PHRI, CEO Sativa Hospitality Aceh, Iwan Wahyudi, menekankan pentingnya dukungan dari Pemerintah Provinsi Aceh untuk memulihkan sektor perhotelan. Ia berharap pemerintah daerah dapat mendorong penyelenggaraan acara di hotel dan fokus pada pengembangan sektor pariwisata untuk menarik lebih banyak wisatawan.
"Selain itu, kami berharap sektor pariwisata juga dibenahi, sehingga bisnis hotel semakin bergairah dari kedatangan wisatawan," jelas Iwan Wahyudi.
Sementara itu, General Manager Grand Bayu Hill Hotel Aceh Tengah, Indra, mengungkapkan bahwa tingkat hunian hotelnya saat ini masih berada di angka 25-30 persen. Padahal, pasca-Idul Adha, tingkat hunian biasanya mencapai di atas 50 persen. Indra berharap kondisi ini segera membaik agar tidak perlu ada pengurangan jumlah karyawan.
Dengan adanya izin penyelenggaraan acara di hotel, para pelaku industri perhotelan di Aceh optimis bahwa bisnis mereka akan segera bangkit dan kembali ke kondisi normal, memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah.