Ekspansi MRT Jakarta ke Tangsel: Keputusan Trase Bergantung pada Kalkulasi Bisnis
Proyek ambisius perluasan jaringan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta hingga ke Tangerang Selatan (Tangsel) memasuki fase krusial. Kelanjutan proyek ini sangat bergantung pada perhitungan bisnis yang matang dan skema investasi yang menjanjikan.
Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan, menjelaskan bahwa penentuan trase, apakah melalui jalur utara Bintaro atau jalur selatan Pondok Cabe, akan ditentukan sepenuhnya oleh kalkulasi bisnis yang dilakukan oleh PT MRT Jakarta sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta. Estimasi biaya pembangunan mencapai lebih dari Rp 200 miliar, yang mencakup konstruksi jalan layang, sistem MRT, dan teknologi pendukung. Angka ini belum termasuk biaya pembebasan lahan yang dapat meningkatkan total investasi secara signifikan.
Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel membuka peluang kerjasama dengan pihak swasta, termasuk hibah lahan dari pengembang seperti Bintaro atau BSD, bergantung pada hasil studi kelayakan (feasibility study/FS). Selain itu, Pemkot Tangsel juga menawarkan pemanfaatan aset daerah, seperti median jalan dan fasilitas umum, sebagai bagian dari trase MRT.
Prioritas pembangunan MRT di Tangsel ditegaskan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, yang menempatkan Tangsel di atas Depok dalam daftar prioritas. Gubernur Jakarta, Pramono Anung, menyatakan bahwa rencana perluasan ke Tangsel lebih matang dan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Pemprov DKI Jakarta bahkan siap menanggung modal awal proyek dengan syarat skema bisnis yang menguntungkan.
Saat ini, dua rute potensial sedang dalam pengkajian:
- Pondok Aren – Serpong (via Bintaro)
- Ciputat – Pondok Cabe
Kedua rute ini memiliki potensi besar karena terhubung dengan pusat permukiman, kawasan pendidikan, dan memudahkan mobilitas warga Tangsel ke Jakarta. Rencananya, jalur-jalur ini akan terhubung langsung ke Stasiun MRT Lebak Bulus.
Proyek ini telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan didukung oleh Kementerian Perhubungan, Bappenas, serta Pemprov Banten. Diskusi intensif terus dilakukan melalui forum group discussion (FGD) dengan berbagai pemangku kepentingan. Dengan dukungan politik dan finansial yang kuat, Tangsel semakin dekat untuk memiliki jaringan MRT sendiri, mengikuti jejak Jakarta dalam pengembangan transportasi publik modern.