Polusi Batu Bara Ancam Warga Marunda: Aktivitas Bongkar Muat Kembali Dikeluhkan
Keluhan Warga Marunda Terhadap Dampak Asap Batu Bara Kembali Mencuat
Warga di kawasan Marunda Ujung, Cilincing, Jakarta Utara, kembali menyuarakan kekhawatiran mereka terhadap dampak pencemaran udara yang disebabkan oleh aktivitas bongkar muat batu bara. Keluhan ini muncul meskipun aktivitas tersebut kini berlokasi di dermaga baru yang berbatasan dengan wilayah Bekasi, Jawa Barat.
Abdullah, seorang warga Marunda, mengungkapkan bahwa dampak polusi udara dari bongkar muat batu bara masih sangat terasa. Ia menjelaskan bahwa sebelumnya, pada tahun 2022, aktivitas serupa dilakukan di dermaga dekat Rusunawa Marunda, namun dihentikan setelah diprotes warga karena menyebabkan polusi udara yang signifikan. Ironisnya, aktivitas tersebut kini dipindahkan ke lokasi yang berdekatan dengan permukiman warga, meskipun secara administratif berada di wilayah Jawa Barat.
Menurut pantauan di lapangan, dermaga tempat bongkar muat batu bara berjarak sekitar empat kilometer dari pesisir Marunda Ujung. Untuk mencapai lokasi tersebut, diperlukan perjalanan menggunakan perahu selama kurang lebih 15 menit. Tampak puluhan kapal tongkang pengangkut batu bara curah mengantre untuk melakukan aktivitas bongkar muat. Tumpukan batu bara setinggi lima meter di atas tongkang dipindahkan ke dermaga menggunakan alat berat, kemudian diangkut oleh truk-truk tertutup.
Kepulan asap hitam dari batu bara terlihat jelas membumbung tinggi ke langit, dan area di sekitar dermaga terasa panas akibat asap tersebut. Meskipun jaraknya relatif jauh, warga Marunda Ujung tetap merasakan dampak negatif dari aktivitas ini. Abdullah mengungkapkan bahwa warga merasakan dampak berupa kepulan debu dan kebisingan. Warga merasa kebingungan harus mengadu kemana terkait permasalahan ini.
Warga lainnya, Tono, juga menyampaikan keluhannya. Ia mengakui bahwa lokasi bongkar muat berada di wilayah Jawa Barat, namun dampak dari aktivitas tersebut sangat dirasakan oleh masyarakat Jakarta, khususnya di Marunda, terutama saat angin bertiup dari arah timur. Hingga saat ini, konfirmasi dari Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup (Kasudin LH) Jakarta Utara, Edy Mulyanto, terkait keluhan warga ini belum diperoleh.
Warga Marunda berharap pihak terkait segera mengambil tindakan untuk mengatasi permasalahan polusi udara akibat aktivitas bongkar muat batu bara ini. Mereka berharap ada solusi yang dapat meminimalisir dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan di wilayah mereka.
Berikut adalah poin-poin yang menjadi perhatian utama warga:
- Dampak polusi udara yang disebabkan oleh aktivitas bongkar muat batu bara.
- Lokasi bongkar muat yang berdekatan dengan permukiman warga.
- Kepulan asap hitam dan debu yang mencemari udara.
- Kebisingan yang mengganggu kenyamanan warga.
- Kurangnya respons dari pihak terkait terhadap keluhan warga.