Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Perketat Akses Pendakian Gunung di Taman Nasional
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengambil langkah tegas untuk menjaga kelestarian alam di kawasan Taman Nasional dengan memberlakukan pembatasan kuota harian bagi pendaki gunung. Kebijakan ini merupakan respons terhadap peningkatan aktivitas pariwisata yang berpotensi merusak ekosistem yang rapuh di wilayah konservasi tersebut.
Menteri LHK, Raja Juli Antoni, dalam sebuah kesempatan di acara Indofest 2025, menekankan bahwa Taman Nasional bukanlah destinasi pariwisata massal, melainkan kawasan ekowisata yang mengutamakan perlindungan alam. "Kami akan menerapkan kuota yang lebih ketat. Ini bukan mass tourism. Bukan berarti dilarang mendaki, tetapi kuota dibatasi agar semua bisa menikmati dan merasa nyaman," ujarnya.
Langkah ini diambil untuk menyeimbangkan antara kebutuhan masyarakat akan rekreasi alam dengan tanggung jawab menjaga kelestarian lingkungan. Pembatasan kuota diharapkan dapat mengurangi dampak negatif dari aktivitas pendakian, seperti penumpukan sampah, kerusakan jalur pendakian, dan gangguan terhadap satwa liar.
Selain pembatasan kuota, KLHK juga melakukan pembenahan sistem pendaftaran pendakian. Sistem manual yang selama ini digunakan akan digantikan dengan sistem online yang lebih efisien dan transparan. Pembayaran pun akan dilakukan secara non-tunai (cashless) untuk meminimalkan potensi penyimpangan dan memastikan dana yang terkumpul dapat dialokasikan secara optimal untuk pengelolaan Taman Nasional.
"Saat ini, 87 persen sistem pembayaran sudah cashless. Ini adalah upaya transparansi agar anggaran yang didapatkan dapat dikembalikan ke alam dan digunakan untuk meningkatkan infrastruktur," jelas Raja Juli.
KLHK juga berupaya meningkatkan kenyamanan dan keselamatan pengunjung dengan memastikan rambu-rambu dan papan peringatan terpasang dengan baik. Koordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk penyedia fasilitas kesehatan, juga dilakukan untuk mengantisipasi kondisi darurat atau kecelakaan.
Menteri LHK mengimbau para pendaki gunung untuk selalu menjaga kebersihan dan kelestarian alam dengan tidak membuang sampah sembarangan. Ia juga mengajak para desainer untuk berpartisipasi dalam mendesain toilet yang bersih, nyaman, ramah lingkungan, dan dapat digunakan oleh banyak pendaki.
"Kami akan mendesain smart toilet yang menjamin kebersihan, ramah energi, tidak memerlukan banyak air, dan memberikan kenyamanan bagi pengunjung Taman Nasional. Informasi lebih lanjut dapat dilihat di Instagram kami," pungkas Raja Juli.
Dengan berbagai upaya ini, KLHK berharap dapat mewujudkan pengelolaan Taman Nasional yang berkelanjutan, sehingga keindahan alam Indonesia dapat dinikmati oleh generasi sekarang dan mendatang.
Langkah-langkah yang Diterapkan KLHK:
- Pembatasan kuota harian pendaki gunung.
- Penerapan sistem pendaftaran online.
- Sistem pembayaran non-tunai (cashless).
- Peningkatan fasilitas dan infrastruktur di Taman Nasional.
- Koordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk keselamatan pengunjung.
- Pengembangan smart toilet yang ramah lingkungan.