Harapan Baru di Tengah Gelombang PHK: Proyeksi 67 Ribu Lapangan Kerja Terbuka di Indonesia

Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang melanda berbagai sektor industri di Indonesia sejak tahun lalu menghadirkan tantangan besar bagi pasar tenaga kerja. Di tengah situasi ini, angin segar berhembus dengan adanya proyeksi pembukaan 67.870 lapangan kerja baru pada tahun ini.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, menyampaikan optimisme ini saat berbicara di International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta Convention Centre (JCC), Kamis (12/6/2025). Proyeksi ini menjadi kabar baik, terutama jika dibandingkan dengan data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) yang mencatat 26.454 kasus PHK sejak awal tahun hingga 20 Mei 2025. Sektor industri pengolahan menjadi penyumbang terbesar angka PHK, diikuti oleh perdagangan besar dan eceran serta sektor jasa lainnya.

Luhut menjelaskan bahwa peluang kerja baru ini sebagian besar berasal dari relokasi industri tekstil global ke Indonesia. Keberadaan infrastruktur seperti Jalan Tol Trans Jawa juga memainkan peran penting, mendorong perusahaan untuk membangun pabrik di wilayah-wilayah di luar kawasan industri yang telah ditetapkan.

"Kami sangat terkejut terakhir kali bahwa dari China, mereka merelokasi sebagian industri mereka ke kota yang sangat kecil di Jawa, seperti di Jawa Tengah. Mereka tidak pergi ke kawasan ekonomi khusus, mereka pergi ke kota kecil, karena mereka mengatakan Feng Shui di sana sangat bagus daripada di sini," kata Luhut. Fenomena ini membuka peluang bagi daerah-daerah kecil di Indonesia untuk meningkatkan perekonomian mereka.

Secara rinci, Luhut memaparkan distribusi 67.870 lapangan kerja baru tersebut:

  • Serang, Banten: Pembangunan dua pabrik diperkirakan akan menyerap 1.520 pekerja.
  • Jawa Tengah: Pembangunan sepuluh pabrik di Brebes, Boyolali, Demak, Slawi, Batang, Kedungkelor, dan Pekalongan berpotensi menciptakan 60.481 lapangan kerja.
  • Jawa Barat: Sebelas perusahaan di Cirebon, Majalengka, Subang, Purwakarta, Karawang, Cimahi, dan Bekasi diperkirakan akan menyerap 5.469 pekerja.
  • Jawa Timur: Pembangunan satu pabrik di Pleret diproyeksikan membutuhkan sekitar 400 tenaga kerja.

Di sisi lain, Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) menyoroti tren peningkatan PHK yang signifikan pada tahun 2025 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini tercermin dari kenaikan jumlah klaim Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) BPJS Ketenagakerjaan. Ketua DJSN, Nunung Nuryartono, mengungkapkan bahwa jumlah klaim JKP selama Januari-April 2025 mencapai 52.850, atau rata-rata 13.210 klaim per bulan. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 (844 klaim per bulan), 2023 (4.478 klaim per bulan), dan 2024 (4.816 klaim per bulan).

"Kalau kita cermati rata-rata klaim JKP di tahun 2025, ini mengalami kenaikan yang tajam secara berturut-turut dari Januari, Februari, Maret, dan April sehingga ini juga memberikan indikasi bahwa memang terjadi PHK yang cukup signifikan," ujarnya saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR RI, Jakarta, Selasa (20/5/2025).