Pantai Tanjung Benoa Diterjang Gelombang Sampah Rumput Laut: Penanganan Intensif DLHK Badung Dikerahkan

Gelombang sampah kembali menerjang pesisir Bali, kali ini menghantam Pantai Tanjung Benoa di Kabupaten Badung. Tumpukan sampah, didominasi oleh rumput laut, mulai memenuhi pantai sejak Selasa (10/6/2025), memicu respons cepat dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung.

Fenomena ini diduga kuat disebabkan oleh siklus angin timur yang membawa material organik ke arah pantai timur Badung. Pantai Tanjung Benoa menjadi salah satu area yang paling terdampak oleh kiriman sampah ini. DLHK Badung segera mengerahkan sejumlah armada dan petugas kebersihan untuk melakukan pembersihan intensif di sepanjang garis pantai.

Koordinator Deteksi dan Evakuasi Sampah Laut (Desalut) DLHK Badung, I Made Gede Dwipayana, menjelaskan bahwa dampak sampah kiriman di pesisir timur Badung telah dirasakan sejak beberapa pekan terakhir. Upaya pembersihan terus dilakukan sejak hari Selasa untuk mengatasi masalah ini. Dwipayana menyebutkan bahwa setiap hari, timnya berhasil mengangkut sekitar 8 hingga 10 ton sampah dari Pantai Tanjung Benoa. Ia juga menambahkan bahwa tidak ada lonjakan signifikan dalam volume sampah yang datang, dengan jumlah yang relatif stabil setiap harinya. Kondisi ini berbeda dengan dampak angin barat yang biasanya menyebabkan penumpukan sampah yang lebih besar.

Dwipayana menjelaskan bahwa pola sampah kiriman ini merupakan siklus tahunan yang terkait dengan pergerakan angin timur. Pihaknya juga memprediksi bahwa Pantai Nusa Dua akan mengalami hal serupa, seperti tahun-tahun sebelumnya. Sampah yang terdampar di pesisir timur Badung didominasi oleh rumput laut (sekitar 90%), sementara sisanya terdiri dari sampah plastik dan material lainnya. Siklus ini biasanya terjadi antara bulan Juni dan Juli, dan diperkirakan akan berakhir pada bulan September.

DLHK Badung memiliki kebijakan khusus terkait penanganan sampah rumput laut ini. Alih-alih membuangnya ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung di Denpasar, rumput laut yang terkumpul akan dikubur di sekitar pesisir pantai. Langkah ini diambil karena rumput laut dianggap tidak terlalu mengganggu kebersihan dan ekosistem di sekitarnya, serta dapat berfungsi sebagai kompos alami. Selama operasi pembersihan, DLHK Badung mengerahkan dua unit loader dan 50 petugas kebersihan setiap hari untuk memastikan pantai tetap bersih dan nyaman bagi pengunjung.

Dwipayana menambahkan bahwa kondisi sampah kiriman di pantai barat Badung, seperti Pantai Seminyak, Legian, dan Kuta (SAMIGITA), serta Kelurahan Jimbaran dan Kedonganan, sudah mulai berangsur normal. Dengan berakhirnya musim angin barat, fokus penanganan kini dialihkan ke wilayah timur Badung. Meskipun demikian, petugas kebersihan tetap disiagakan di pantai barat untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya kembali sampah kiriman.

  • Armada Loader: 2 unit
  • Jumlah Petugas Kebersihan: 50 orang per hari
  • Volume Sampah Harian: 8-10 ton

DLHK Badung terus berupaya untuk menjaga kebersihan dan kelestarian pantai-pantai di wilayahnya, terutama selama musim angin timur yang membawa dampak signifikan berupa sampah kiriman.