Wali Kota Surabaya Instruksikan Juru Parkir Lawan Aksi Premanisme di Minimarket
Aksi premanisme yang menyasar juru parkir (jukir) resmi di minimarket wilayah Surabaya memicu reaksi tegas dari Wali Kota Eri Cahyadi. Orang nomor satu di Kota Pahlawan itu menginstruksikan para jukir untuk tidak gentar dan melawan segala bentuk intimidasi yang dilakukan oleh oknum preman.
"Kemarin petugas parkir resmi didatangi preman, ditekan untuk mereka menggantikan tempat jukirnya. Saya bilang lawan," tegas Eri saat meninjau salah satu minimarket, Kamis (12/6/2025). Eri mengungkapkan, tindakan intimidasi tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menguasai lahan parkir minimarket. Untuk itu, ia mengajak seluruh jukir resmi untuk bersatu melawan praktik premanisme.
Eri juga menegaskan bahwa para preman tersebut bukan merupakan bagian dari organisasi masyarakat (ormas) manapun di Surabaya. Mereka hanyalah kelompok yang ingin mencari keuntungan dari parkir liar. "Jadi preman itu bukan orang ormas. Kalau ormas sukunya macam-macam, tapi semuanya menjaga, kalau ada yang premanisme itu berarti bukan ormasnya Surabaya," jelasnya.
Sebelumnya, sejumlah jukir resmi di beberapa minimarket di Surabaya, seperti di Jalan Kartini dan Jalan Dharmahusada, mengaku didatangi oleh sekelompok preman yang mencoba mengambil alih lahan parkir. Hadi Purwanto, seorang jukir resmi di minimarket Jalan Kartini, menuturkan bahwa ia awalnya didatangi oleh satu atau dua orang, kemudian disusul oleh gerombolan yang berjumlah sekitar 8 hingga 9 orang pada Kamis (5/6/2025) malam. "(Minta) jaga sini, minta diambil alih," ungkap Hadi.
Hadi mengaku tidak mengetahui asal-usul kelompok preman tersebut. Ketika ditanya, mereka tidak memberikan jawaban. "Kalau ditanyai nggak ngaku, takut mungkin, enggak dari organisasi masyarakat (ormas) intinya segerombolan orang. Logatnya ya umum, kita enggak bisa bilang satu ras," imbuhnya.
Kelompok tersebut melakukan intimidasi dan ancaman kepada Hadi. Meski tidak menjelaskan secara detail, Hadi mengatakan bahwa mereka meminta lahan parkir untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. "Intimidasi kayak biasa kayak minta lahan, minta tempat buat untuk makan sehari-hari begitu. (Omongan) kerasnya ya minta lahan, bahwasanya lahan sini punya saya, bilang begitu," tuturnya.
"Enggak, enggak ada kekerasan fisik, (ancaman) senjata tajam masih belum, kalau ancaman sih ya memang iya. Untuk sampai saat ini enggak ada kekerasan, bentak-bentak iya," pungkas Hadi.