Prabowo Ungkap Tantangan Kenaikan Gaji Hakim: Sri Mulyani Sempat Kebingungan Cari Anggaran

Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan proses di balik rencana kenaikan gaji hakim di seluruh Indonesia. Dalam sebuah acara pengukuhan hakim Mahkamah Agung, Prabowo membagikan cerita mengenai tantangan yang dihadapi Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, saat diminta untuk merealisasikan kebijakan tersebut.

Menurut Prabowo, perintah untuk menaikkan gaji hakim disambut dengan kebingungan oleh Sri Mulyani. Sang menteri keuangan harus memutar otak mencari sumber anggaran yang mencukupi untuk membiayai kenaikan tersebut. "Saya perintahkan menteri saya, saya ingin naikkan gaji seluruh hakim di Indonesia, cari uangnya," ujar Prabowo, menggambarkan betapa kompleksnya tugas yang diemban Sri Mulyani.

Prabowo melanjutkan, Sri Mulyani sempat memberikan proposal perhitungan awal terkait kenaikan gaji hakim. Namun, angka yang diajukan dinilai Prabowo masih terlalu kecil. Ia pun meminta Sri Mulyani untuk mencari alternatif pos anggaran lain, bahkan menyarankan untuk mengurangi anggaran dari TNI dan Polri jika diperlukan. "Kalau perlu anggaran lain saya kurangi. Di sini ada Panglima dan Kapolri, kalau perlu anggaran TNI Polri dikurangi," kata Prabowo.

Presiden menyadari bahwa kenaikan gaji hakim berpotensi memicu permintaan serupa dari pegawai di instansi pemerintah lainnya. Ia meminta semua pihak untuk bersabar, sembari meyakinkan bahwa Indonesia memiliki kemampuan finansial untuk memenuhi harapan tersebut. "Semua pegawai lain sabar, sabar, saya sudah lihat angkanya. Negara kita kuat, makmur, dan kaya," tegasnya.

Prabowo menekankan bahwa kenaikan gaji hakim bukanlah tindakan untuk memanjakan korps pengadil tersebut. Lebih dari itu, ini adalah investasi untuk memperkuat sektor hukum di Indonesia. Dengan kesejahteraan yang terjamin, diharapkan hakim dapat menjalankan tugasnya secara profesional dan tidak mudah terpengaruh oleh praktik korupsi.

"Daripada uang negara dicuri oleh makhluk-makhluk nggak jelas itu," ucap Prabowo dengan nada geram, merujuk pada praktik korupsi yang merugikan negara. Ia menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan hakim yang berintegritas, tidak bisa digoyahkan, dan tidak bisa dibeli. Ia juga mengumumkan bahwa kenaikan gaji hakim akan bervariasi, dengan kenaikan tertinggi mencapai 280% yang akan diberikan kepada hakim-hakim junior.

Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan integritas hakim di seluruh Indonesia, serta membawa dampak positif bagi penegakan hukum dan pemberantasan korupsi di tanah air.

Rincian Kenaikan Gaji Hakim:

  • Kenaikan bervariasi
  • Kenaikan tertinggi mencapai 280% (untuk hakim junior)